Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Puisi bukanlah milik penyair semata. Karenanya, sebuah puisi akan dianggap berhasil bila pesan-pesan yang ingin disampaikannya dapat ditangkap pembaca. Untuk mencapai tujuan itu, puisi membutuhkan banyak ruang dan panggung pertunjukan. Dengan begitu masyarakat luas memiliki kesempatan untuk bisa menikmatinya.
Dasar pemikiran itulah yang mendorong sejumlah sastrawan yang tergabung dalam Komunitas Katakata menggaungkan kegiatan Baca Puisi Bulanan" di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU). Acara ini sudah dua kali berlangsung. Pertama pada Jumat, 19 Januari 2018 dan yang kedua Jumat, 23 Februari 2018.
Demikian disampaikan Porman Wilson Manalu, salah seorang inisiator kegiatan itu kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (24/2/2018)
"Awalnya, kami beberapa penyair, antara lain Teja Purnama Lubis, Yunus Rangkuti dan saya serta dibantu Soekisno (teaterawan) dan Hendri Batubara (desain artistik) menginginkan agar puisi semakin disukai banyak orang. Kami pun sepakat untuk membuat kegiatan baca puisi yang rutin terselenggara agar bisa memancing dan merangsang audiens. Rencana ini pun direspon teman-teman sastrawan dan pihak TBSU," papar Porman.
Kegiatan ini juga menjadi ruang silatuhrahim bagi penyair dan penikmatnya. Harapannya puisi semakin disukai masyarakat dari berbagai kalangan. Selain menggelar panggung puisi, kami juga melakukan kerjasama ke berbagai lembaga pendidikan, terutama perguruan tinggi dan SMA, jelasnya.
Seni puisi juga merupakan bagian dari industri kreatif. Di Sumatera Utara, khususnya Medan, ada banyak komunitas puisi (sastra) yang rutin melakukan kegiatan sastra. Salah satunya Omong-omong sastra (Omsas) yang usianya telah mencapai 40 tahun.
Medan juga memiliki ragam budaya yang sangat potensial secara estetis untuk diangkat dalam panggung puisi.
Namun sayang, Kota Medan justru tidak masuk dalam daftar 80 kota industri kreatif Bekraf. Padahal industri kreatif di Indonesia berperan penting dalam peningkatan ekonomi nasional.
Misalnya pada tahun 2015 silam, industri kreatif mampu menyumbang Rp 852 triliun dari total Produk Domestik Bruto (PDB).