Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Bareskrim Polri bekerja sama dengan kepolisian China mengusut kasus 1,6 ton sabu. Tim juga memburu pengendali jaringan tersebut yang berinisial L.
"Tersangka dikendalikan oleh bos inisial L dari China," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto, di kantornya, Jl MT Haryono, Jakarta Timur, Selasa (27/2).
Menurut Eko, L diduga mengarahkan langsung perjalanan empat orang tersangka dari China hingga ke Indonesia. L juga yang menentukan lokasi transaksi antara keempat tersangka dengan penerima.
"Dari jaringan mereka kalau sudah diterima penjemput baru take over. Ke mana dia bergerak diarahkan L ke titik koordinat," jelas Eko.
Jaringan sabu 1,6 ton ini disebut Eko baru sekali ini masuk ke Indonesia. Karena itu Bareskrim Polri dan kepolisian China berusaha membongkar otak jaringan tersebut.
"Untuk jaringan sindikat yang ada di dunia apalagi China memiliki karakteristik masing-masing. Kalau ini baru sekali kita tangkap dan kita berkoordinasi dengan Polisi China untuk membongkar otaknya," papar Eko.
Inisial L ini juga disebut salah satu tersangka yakni Tan Mai (69) saat mengamuk di depan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada rilis pengungkapan 1,6 ton sabu di Pelabuhan Sekupang, Batam, Riau.
"Dia menyampaikan keseluruhan instansi ini bantulah dia mencari, yaitu si pelakunya, si Lao. Lao itu siapa? Yang menyuruh dia. Mereka kan nelayan, empat orang ini. Lao ini di China. Jadi dia meminta untuk bisa mencari Lao supaya bisa diungkap kebenarannya," ujar penerjemah bahasa, Herlina, Jumat (23/2). (dtc)