Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sumatera Utara (Sumut) berjanji akan segera membeli jagung petani Kabupaten Karo yang harganya mengalami penurunan sejak awal 2018 atau hanya berkisar harga Rp 2.500/kg. Hal ini dikatakan Kadivre Perum Bulog Sumut, Benhur Ngkaimi, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi B DPRD Sumut dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karo dan Dinas Perdagangan Sumut, di gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Selasa (27/2/2018).
Dikatakan Benhur, pihaknya siap memfasilitasi seluruh komoditi padi, jagung dan kedelai (Pajale) yang harganya turun sesuai tupoksi di Bulog, meskipun ada kendala terkait persediaan gudang. "Tapi itu tidak jadi alasan untuk kami tidak menjalankan penugasan yang diberikan pemerintah," katanya.
Untuk itu, pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi untuk mengatasi masalah ini, yakni persediaan gudang. Apalagi, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karo sudah menyampaikan ada resi gudang yang bisa dipakai.
"Kita akan tinjau apakah gudang ini layak untuk dipakai atau tidak. Besok juga saya diperintahkan agar kepala perwakilan Karo untuk membeli jagung petani dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah dan kualitas pipil jagung kadar air 15%," ungkapnya.
Dalam paparannya, Benhur juga mengatakan, berdasarkan data pusat Kementerian Pertanian, harga pipih jagung kering ditingkat pasar masih relatif tinggi dengan berkisar Rp 3.600-Rp 3.800/kg seperti di Asahan dan Simalungun, bahkan di Tapanuli Tengah harga mencapai Rp 4.000/kg.
Kabid Dinas TPH Sumut, M Juwaini, mengatakan, penurunan harga jagung di Kabupaten Karo telah dimulai pada akhir Desember berkisar 2.500/kg. "Di Februari ini sudah mengalami kenaikan harga sekitar Rp 2.800/kg di Karo dan Pakpak Bharat, bahkan di Tapanuli Selatan dan Madina mencapai Rp 3.200/kg. Sebenarnya permalasahan jagung bukan hanya melulu soal harga, tapi kondisi lahan yang kurang subur dengan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan sehingga produktivitas turun," ucapnya.