Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Demak - Para nelayan di Kabupaten Demak mengeluh kesulitan mendapatkam solar untuk melaut. Mereka mengaku terpaksa membeli
solar dari para tengkulak. Harganya pun tentu lebih mahal dibandingkan di tempat pengisian bahan bakar.
Sobirin (46), salah satu nelayan Desa Morodemak mengaku untuk mendapatkan solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) setempat. Mereka harus
mengantre setidaknya tiga jam. Padahal, ia hanya membutuhkan 10 sampai 20 liter sekali melaut.
"Di sini ada SPBN dua, dan itu berdekatan. Tapi yang satunya sering tutup. Sedangkan yang satunya harus antre paling tidak tiga jam," kata Sobirin saat berdialog
dengan Anggota Komisi VI DPR RI, Bowo Sidik Pangarso di aula Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Morodemak, Kamis (1/3/2018).
Selain antre, ia mengaku sulitnya mendapatkan solar karena pasokan solar banyak dikuasai oleh para tengkulak. "Jadi, ada tengkulak yang mengambil solar di
SPBN dengan dengan jumlah besar untuk dijual kembali kepada nelayan," lanjutnya.
Ia mengatakan harga solar di SPBN Rp 5.150 per liter, menjadi naik ketika membeli dari tengkulak yakni Rp 5.800 per liter. Untuk perahu 2-3 GT membutuhkan
sekitar 10-20 liter sekali melaut.
"Kondisi ini sudah berlangsung lama. Kalau membeli di SPBN harus antre, ya terpaksa membeli pada tengkulak, karena butuh cepat" keluhnya.
Adanya praktek seperti anggota DPR RI, Bowo Sidik Pengarso mengatakan hal seperti tidak tepat sasaran dalam penyaluran bahan bakar minyak sehingga bisa
ditutup.
"Kalau memang tidak tepat sasaran. Artinya disalurkan kepada bukan nelayan tindakan tegas adalah menutup SPBN yang bersangkutan," katanya.
Ia berjani akan mencari solusi karena ada subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan terutama dengan pihak Pertamina.
"Akan saya koordinasikan kepada Pertamina terkait keluhan ini, supaya ada tindakan atau solusi," katanya.
Secara terpisah bagian administrasi SPBN Morodemak, Wahid mengakui bahwa memang hanya 10 persen solar dibeli oleh nelayan, sisanya diborong tengkulak.
"Iya memang dibeli tengkulak. Hanya nelayan kecil, sekitar 10 persen saja yang beli di sini. Tengkulak itu katanya membantu nelayan karena di sini antre,"
katanya. dtc