Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Setelah resmi diusung PDIP, Presiden Jokowi mulai mencari cawapres pendampingnya di Pilpres 2019. Tapi kriteria cawapres yang diidamkan Jokowi masih menjadi tanda tanya.
Menurut pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio, kriteria cawapres Jokowi bisa jadi mendekati sosok seorang JK. Datang dari kalangan umat yang juga punya latar belakang bisnis.
"Mencari kriteria capres Jokowi sebetulnya mudah, sebab JK hampir memiliki semua yang dibutuhkan Jokowi, sehingga yang yang termudah adalah berkaca dengan JK. Nah, bila untuk kondisi saat ini, maka yang dibutuhkan Jokowi adalah seorang pemimpin umat yang kuat toleransinya. Tokoh ini harus diterima umat, paham ekonomi, dan bersih dari cacat hukum parah," kata Hendri dalam perbincangan dengan wartawan, Jumat (2/3/2018).
Namun tak mudah bagi Jokowi menentukan cawapres. Apalagi Jokowi diusung oleh sejumlah parpol, sehingga sangat mungkin parpol pengusung Jokowi mengusulkan sejumlah nama kandidat cawapres.
"Dari PDIP Jokowi bisa disandingkan dengan trah Sukarno, seperti Puan Maharani, Rizki Pratama, atau Prananda Prabowo. Sedangkan bila dari struktur partai PDIP, Jokowi bisa mempertimbangkan Tri Rismaharini. Bila mengambil calon dari PDIP, Jokowi relatif aman dalam menjaga koalisi partai pendukung lantaran PDIP memiliki suara tertinggi di 2014," kata Hendri.
"Tokoh di luar PDIP juga banyak. Nama TGB Zainul Majdi patut dipertimbangkan. Bila disia-siakan Demokrat, Jokowi bisa pinang TGB yang memang populer di kalangan umat Islam dan berpengalaman sebagai Gubernur NTB. Jokowi juga bisa mempertimbangkan nama Abraham Samad atau Mahfud MD, yang sangat fasih di bidang hukum. Selain itu, Gatot Nurmantyo, Tito Karnavian, Budi Gunawan, atau Moeldoko dapat dipertimbangkan bila ingin ambil cawapres dari militer," kata Hendri.
Namun, jika berkaca dari tokoh seperti JK, seorang ekonom kerakyatan perlu dipertimbangkan. "Bila ingin ambil dari ahli untuk mengangkat perekonomian, Jokowi perlu pertimbangkan Chairul Tanjung ataupun Rizal Ramli, yang paham ekonomi kerakyatan. Jokowi tidak disarankan mengambil salah satu menterinya sebagai wapres mengingat kondisi ekonomi yang sama sekali tidak membaik," kata Direktur Eksekutif KedaiKopi ini.
Nah, beda lagi kalau Jokowi ingin mengambil kandidat cawapres dari kalangan kepala daerah. "Nama Anies Baswedan atau Ahmad Heryawan adalah pemimpin daerah yang bisa dipertimbangkan Jokowi sebagai cawapres. Yang jelas, Jokowi harus bergerak cepat mempertimbangkan wakilnya, sebab bisa saja nama-nama itu menjadi lawan kuat pada Pilpres 2019," katanya.
Jokowi memang harus bergerak cepat karena di kubu seberang ada kemungkinan Prabowo Subianto bisa mengambil peran sebagai king maker untuk menentukan lawan tangguh untuk Jokowi."Walaupun demikian, saat ini sepertinya ada gerakan sistematis untuk mendorong Prabowo maju lagi melawan Jokowi di pilpres. Sebab, bagi kubu Jokowi, lebih mudah berhitung mengalahkan Prabowo daripada tokoh baru yang sedang naik-daun di berbagai survei," pungkasnya. (dtc)