Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat kinerja ekspor Sumut ke negara-negara tujuan ekspor, mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir. Pengamat ekonomi, Benjamin Gunawan kepada medanbisnisdaily.com, di Medan, Jumat (02/03/2018), mengatakan, penurunan kinerja ekspor Sumut dipengaruhi paling tidak tiga hal. Pertama terjadinya penurunan impor negara tujuan ekspor Sumut itu sendiri.
Hal itu umumnya diakibatkan oleh aktifitas ekonomi yang mulai mengalami perlambatan di negara tujuan ekspor. Acuan yang paling bisa digunakan adalah dengan melihat tren pertumbuhan ekonomi negara tersebut pertumbuhan ekonomi global.
Kedua, terjadinya penurunan pada harga komoditas unggulan Sumut yang membuat pendapatan dari sisi ekspor secara nominal mengalami penurunan. Ketiga masalah internal di Indonesia yang membuat ekspor menjadi tidak mengalami peningkatan.
"Menurut hemat saya tren penurunan ekspor Sumut lebih dikarenakan oleh gangguan harga serta tren perlambatan konsumsi komoditas unggulan Sumut. Hal inilah yang saya pikir lebih dominan memperngaruhi perlambatan kinerja ekspor di Sumut," katanya.
Memang sebaiknya ke depan ekspor Sumut bisa didiversifikasi dengan cara lebih banyak mengeskpor produk jadi ketimbang produk bahan mentah yangs angat rentan dengan fluktuasi harga. Walau demikian ini bukan perkara mudah. Harus dibenahi dari hulu seperti perbaikan ikim investasi di wilayah ini.
Kinerja ekspor Sumut ke negara-negara tujuan ekspor, mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi mengatakan, pada Januari 2018, nilai ekspor Sumut menurun dibandingkan Desember 2017, yaitu dari US$ 715,10 juta menjadi US$690,20 juta atau turun sebesar 3,48%.
Sebelumnya di Desember 2017, nilai ekspor Sumut hanya mencapai US$715,10 juta. Nilai itu menunjukkan penurunan sebesar 9,14% dibandingkan pada November 2017 yang mencapai US$ 787,03 juta.
Pada November 2017, nilai ekspor Sumut sebesar US$787,03 juta. Nilai ekspor November itu juga menunjukkan penurunan sebesar 0,43% dibandingkan Oktober 2017 yang mencapai sebesar US$ 790,41 juta.
Lebih lanjut Suhaimi mengatakan, penurunan terbesar nilai ekspor Sumut pada Januari 2018 terhadap Desember 2017 tersebut, terjadi pada golongan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US $34,73 juta. Kemudian penurunan diikuti golongan bahan kimia organik sebesar US$4,72 juta.
Berdasarkan sektor, sebutnya, adalah sektor industri mengalami penurunan terbesar yaitu US$ 25,99 juta atau 4,42%. "Sementara sektor pertanian naik sebesar US$ 1,11 juta atau 0,88%," ujar Suhaimi.
Sementara itu, sepanjang Januari 2018 negara Amerika Serikat, Tiongkok, dan India merupakan pangsa ekspor terbesar Sumut, masing-masing sebesar US$ 88,37 juta, US$ 74,82 juta, dan US$ 51,00 juta. "Kontribusi ketiganya mencapai 31,03%," sebutnya.
Kemudian sekitar 31,93% barang ekspor dari Sumut dipasarkan ke kawasan Asia di luar ASEAN. Selain Tiongkok dan India, Jepang dan Bangladesh merupakan pangsa ekspor untuk kawasan Asia di luar ASEAN masing-masing sebesar US$ 41,12 juta dan US$ 22,72 juta.
Negara utama lainnya yang juga mempunyai pangsa ekspor besar bagi Sumut yaitu Malaysia US$ 24,71 juta, Kamboja dengan nilai ekspor US$ 22,13 juta, Thailand US$19,33 juta, Rusia US$25,36 juta, dan Spanyol US$ 24,52 juta.
Sedangkan negara-negara tujuan utama yang mengalami penurunan nilai ekspor terjadi pada Tiongkok sebesar US$19,03 juta atau 20,28%, AS US$ 12,75 juta atau 12,61%, dan Kamboja US$ 1,98 juta atau 8,19%.
Di sisi lain, negara tujuan utama yang mengalami peningkatan nilai ekspor yaitu ekspor ke Rusia US$ 20,41 juta atau 412,82% diikuti Spanyol sebesar US$ 15,94 juta atau 185,66%.