Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com, Medan. Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara yang datang menindaklanjuti laporan warga atas masuknya seekor harimau ke pemukiman penduduk di Desa Hatupangan, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, mendapat penolakan dan pelecehan verbal dari warga. Bahkan satu unit kendaraan dinas Balai Taman Nasional Batang Gadis ( BTNBG) dirusak massa.
Hal itu diungkapkan Ketua Balai Besar BKSDA Sumatera Utara Hotmauli Sianturi saat konferensi pers di Kantor BKSDA Sumut, Jalan Sisingamangaraja, Km. 5,5 No. 14 Medan, Senin (5/3/2018).
"Pada Sabtu (24/2/2018) itu masyarakat dihebohkan dengan kehadiran seekor Harimau Sumatera di Desa Ampung Siala dan Desa Hatupangan pada hari Senin. Menindaklanjuti hal itu, tim kita bergerak ke lokasi. Ketika di Desa Hatupangan terjadi penolakan oleh warga terhadap petugas," kata Hotmauli kepada wartawan.
Dia menambahkan, tidak hanya penolakan, masyarakat menginginkan harimau tersebut dibunuh. Bahkan tim mengalami pelecehan verbal berupa 10 orang petugas disekap warga, kendaraan dinas dirusak dan dipaksa menandatangani perjanjian.
"Warga mendesak Tim BKSDA Sumut, Balai Taman Nasional Batang Gadis, KPH IX, Koramil dan Polsek mencari ke hutan dan menembak mati harimau dimaksud. Selain itu 10 orang petugas di sekap, mengalami pelecehan verbal dan dipaksa menandatangani perjanjian," beber Hotmauli.
Hotmauli menjelaskan atas insiden tersebut pihaknya melayangkan surat kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) melalui surat Nomor S.899/K3/BIDTEK/KSA/02/2018 tertanggal 28 Februari 2018. Dalam surat tersebut yang pada intinya meminta bantuan dan dukungan untuk penyelesaian permasalahan penebangan liar yang berakibat konflik satwa liar.
Diketahui, seekor Harimau Sumatera yang mengalami luka dibagian telinga bawah, masuk ke pemukiman penduduk. Warga yang ketakutan melakukan penyerangan terhadap harimau dengan cara menombak.
Akhirnya hariamu berumur 2-3 tahun itu mati dengan kondisi luka tombak dan luka tembakan dari personil Polsek Batang Natal. Saat diamankan oleh BKSDA, beberapa bagian tubuh seperti kulit, gigi, dan cakar hilang.