Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dari beberapa penulis Tionghoa yang ada di Sumatera Utara, Liven Riawaty termasuk yang paling produktif. Tulisan-tulisannya itu dapat dinikmati di berbagai media cetak dan elektronik yang ada di Medan. Tidak hanya berupa fiksi, namun juga non fiksi. Terkadang keduanya bisa melebur sedemikian rupa.
Kecintaannya terhadap budaya Tionghoa memotivasinya untuk menulis buku "Aku Suka Mandarin " (jilid I-VI). Buku itu terbit atas dukungan Grup Budaya Tionghoa bekerja sama dengan Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Balai Bahasa Sumut.
"Saya berharap dunia kepenulisan Sumut dapat bersumbangsih bagi kemajuan pola pikir manusia melalui baca-tulis, mencetak individu-individu yang cerdas dalam emosi dan tingkah laku, mencatat sejarah perkembangan zaman, dan mewariskan kisah-kisah keteladanan bagi generasi muda," katanya kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (6/3/2018)
"Saya ini pengagum Mo Yan, salah seorang pemikir dan penulis besar asal China. Mo Yan banyak menulis kisah-kisah hidup yang sangat inspiratif," katanya.
Seperti Mo Yan, ia juga ingin menyebarkan semangat humanisme yang ada pada budaya Tionghoa melalui tulisan. Liven yang lahir pada 31 Oktober 1983 ini mengaku ingin menggugah masyarakat luas untuk menyebarkan nilai-nilai kebajikan lewat tulisan. Tujuannya untuk menjadikan kehidupan yang lebih baik bagi semua makhluk.
Pengurus Wanita Penulis Indonesia (WPI) Sumut, 2018-2022 ini, juga rajin mengikuti lomba kepenulisan yang bertemakan budaya Tionghoa. Ia pernah meraih juara 1sekaligus juara favorit lomba tulis cerpen budaya Tionghoa (2014).
Karya-karyanya juga tersebar di sejumlah buku antologi sastra, antara lain, "Ironi-ironi Kehidupan" (cerpen pilihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut) "Sonata Cinta" "Love of Artemis" "magine of Souls" "Simfoni Imaji" "Suara-suara Hawa" (antologi puisi bersama sastrawati dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam)
Selain menjadi co-writer/ghostwriter, Liven juga seorang pendidik. Owner dan pengelola Indonesia Chinese Knotting
Liven Riawaty penulis/pengarang buku-buku pelajaran Mandarin. Salah satunya buku "Aku Suka Mandarin" (jilid I-VI). Melalui tulisan ia ingin menyebarkan nilai-nilai kebajikan dalam budaya Tionghoa)