Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprovsu) mengklaim bahwa impor daging kerbau asal India yang dilakukan pemerintah pusat sudah memenuhi standar kesehatan dan higienitas yang terjamin.
“Begitu juga dengan pemotongan hewan yang dilakukan sudah sesuai dengan hukum Islam. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi dengan daging kerbau impor yang beredar di pasaran,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Dahler dalam konferensi pers, Selasa (6/3/2018), di ruang kerjanya.
Dalam konferensi pers tersebut, Dahler didampingi Ketua Tim Teknis Dewan Ketahanan Pangan Sumut Prof Bilter Sirait, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumut Misbah, Kepala Balai Veteriner Medan Sintong Hutasoit, Kasi Karantina Hewan, Karantina Kualanamu Wagimin, Kabid Komersil Divre Bulog Sumut Rusli, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Zubir Harahap dan Kabid Keswan Mulkan Harahap.
Pernyataan itu disampaikan Dahler agar masyarakat Sumut tidak khawatir ataupun ragu-ragu terhadap daging kerbau impor yang beredar.
Karena, tambah Rusli, dalam proses impor daging kerbau ada beberapa tahapan pemeriksaan yang dilakukan dan itu sangat ketat. Seperti negara yang menjadi tujuan pembelian daging harus bebas dari penyakit, terutama penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kemudian, masuk ke Indonesia juga diperiksa kembali oleh pihak karantina untuk memastikan ada tidaknya penyakit yang dapat mengancam keselamatan hewan ternak di tanah air dan manusia.
Selanjutnya, pengiriman daging ke daerah di tanah air seperti ke Sumut juga diperiksa oleh pihak karantina hewan di daerah masing-masing sebelum diedarkan ke masyarakat.
“Jadi, banyak tahapan yang dilakukan, semuanya untuk memastikan bahwa daging yang diimpor benar-benar aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Daging kerbau itu dipotong di rumah potong hewan dan dilakukan sesuai dengan hukum Islam,” kata Mulkan.
Kata Rusli, Bulog hanya mengimpor daging beku kerbau asal India dan impor itupun dilakukan oleh pusat. “Dari pusat kemudian diedarkan ke seluruh daerah yang membeli,” jelasnya.
Sejauh ini, kata tambah Sintong Hutasoit, pihaknya belum menemukan adanya penyakit ataupun suspect yang berbahaya dari daging impor tersebut. “Kerbau dari India sudah betul-betul sehat. Kita jamin itu,” tegasnya.
Sebelumnya, Dahler juga telah mengkordinir rapat Ketersediaan bahan pangan strategis dengan sejumlah instansi, antara lain, Bulog Divre Sumut, Karantina Hewan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Dinas Perkebunan Sumut, Ketua Tim Teknis Dewan Ketahanan Pangan Sumut Prof Bilter Sirait dan Balai Verteriner Medan.
Rapat tersebut membahas ketersediaan bahan pangan strategis, seperti padi (beras), jagung, kedelai, cabai, bawang merah dan ketersediaan daging.
Dahler juga merencanakan melakukan rapat dengan pihak rumah potong hewan (RPH) yang ada di Sumut pada Kamis (8/3/2018), dilanjutkan dengan peninjauan RPH.