Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. PT PLN (Persero) berharap pemerintah segera merealisasikan kebijakan penetapan harga batu bara untuk listrik. Sebab jika tidak pendapatan perusahaan bisa tergerus sangat besar.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan, pihaknya selaku BUMN penjual listrik sangat tergantung pada harga jual batu bara yang masih menjadi sumber energi utama untuk pembangkit listrik saat ini.
Bahkan dia mencatat tahun lalu pendapatan perseroan tergerus Rp 16 triliun lantaran kenaikan harga batu bara. Sementara PLN mendapatkan tugas untuk melistriki daerah-daerah tertinggal.
"Bayangkan saja 2017 tergerus Rp 16 triliun gara-gara kenaikan harga batu bara. Kalau Rp 16 triliun tidak ada uang ini kita mau bangun desa tertinggal, bangun transmisi. Dulu pakai APBN, sejak 2015 seluruhnya PLN, itu dari mana? ya pinjaman," tutur Sofyan di Energy Building, Jakarta, Selasa (6/3).
Sementara harga batu bara tembus di atas level US$ 100 per ton. Dengan acuan harga itu, Sofyan menaksir pendapatan PLN tahun ini bisa tergerus Rp 21 triliun jika tidak ada pengaturan harga batu bara.
"Kalau tidak ada perubahan DMO itu (pendapatan tergerus) Rp 21 triliun," imbuhnya.
Dengan penetapan harga DMO Sofyan pun berjanji akan menahan tarif listrik agar tidak naik hingga 2019. Bahkan dia yakin bisa menurunkan tarif listrik di 2020.
"Cita-cita kami 2019-2020 turun tarifnya. Kenapa bisa turun? Karena kontrak IPP sudah 2 sen lebih rendah dari yang lama, kata Sofyan. (dtf)