Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Eks terpidana terorisme Saiful Munthohir menyebut pelaku bom Thamrin Muhammad Ali mendapatkan Rp 200 juta sebelum melakukan aksi bom bunuh diri di Thamrin. Ali juga mendapatkan pasokan senjata.
"Rp 200 juta sudah disiapkan," kata Saiful saat bersaksi dalam sidang terdakwa terorisme Aman Abdurrahman di Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Selasa (6/3/2018).
Saiful mengatakan terpidana teroris lainnya, Irwan Darmawan alias Rohis, awalnya memintanya mencarikan koordinator aksi teror. Dia kemudian merekomendasikan Ali.
Ali, menurutnya, mendapatkan pasokan senjata dari Rohis. Tapi Saiful mengaku tidak mau ikut campur dalam melaksanakan amaliyah dan memilih pulang ke Ambon.
Saiful mengaku terakhir kali bertemu dengan Ali pada 2015 sebelum melakukan amaliyah. Berdasarkan informasi yang didapatkan Saiful, uang yang diberikan Rp 200 juta itu tidak habis terpakai, melainkan sisa Rp 75 juta. Namun dia tidak mengetahui ke mana sisa uang tersebut.
"Setelah saya serahkan itu, saya tidak tahu lagi. Senjata dari Rohis dan uang lalu saya serahkan ke Ali," katanya.
Dalam persidangan, kepada Saiful sempat ditunjukkan oleh jaksa barang bukti senjata yang dipakai dalam aksi bom Thamrin. Saiful sempat memegang senjata itu dan menyebut senjata itulah yang diberikan Rohis.
Awalnya dia tidak tahu bakal dilakukan di mana aksi tersebut. Namun dia memastikan targetnya adalah warga asing.
"Masalah target, saya tidak tahu. Waktu itu targetnya WNA yang negaranya ikut serta dalam pembantaian di Irak dan Suriah," kata Saiful.
Aman didakwa menggerakkan orang lain dan merencanakan sejumlah teror di Indonesia, termasuk bom Thamrin 2016. Aman dinilai telah menyebarkan paham yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan objek-objek vital.
Aman melakukan hal tersebut setidaknya dalam kurun 2008-2016 di Jakarta, Surabaya, Lamongan, Balikpapan, Samarinda, Medan, Bima, dan Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Penyebaran paham tersebut diawali ceramah yang disampaikan Aman. (dtc)