Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia hari ini menggelar Jakarta Food Security Summit (JFFS) 4. Acara yang digelar hingga esok hari ini membahas mengenai ketahanan pangan.
Ketua Umun Kadin Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan, sektor pangan saat ini menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Sebab isu melonjaknya jumlah penduduk dunia bisa memberikan masalah ketahanan pangan di kemudian hari.
"Penduduk dunia berjumlah sekitar 7,6 milyar orang dan pada 2050 diproyeksikan melonjak menjadi 9,8 miliar atau hampir 10 miliar orang. Sementara itu penduduk Indonesia kini sudah berjumlah 265 juta orang, pada urutan ke 4 setelah Amerika, India dan China, dan diperkirakan pada tahun 2050 akan menembus angka 300 juta orang," tuturnya di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (8/3).
Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, kata Rosan, maka untuk dapat memberikan jaminan pangan kepada pertambahan penduduk tersebut, diperlukan jaminan ketersediaan pangan yang memadai.
"Segala daya dan upaya dilakukan oleh pemerintah di dunia untuk menciptakan ketahanan pangan, baik melalui program swasembada atau bahkan mengimpor, demi menjaga adanya stabilitas ekonomi dan politik nasional," tambahnya.
Namun sayangnya saat ini ketimpangan pusat produksi pertanian masih sangat besar. Hampir 40% dari luas persawahan yang ada sebesar 8,1 juta hektare terkonsentrasi di Pulau Jawa. Padahal luas Jawa hanya 7% dari luas daratan Indonesia sebesar 181 juta hektare.
Ironisnya 60% penduduk Indonesia yang berjumlah 265 juta jiwa bermukim di pulau Jawa. Akibatnya, lahan sawah di pulau Jawa setiap tahun semakin tergerus dan hilang sekitar 100 ribu hektare, karena beralihnya fungsi persawahan.
"Kondisi tersebut mengakibatkan upaya untuk mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan nasional menjadi semakin sulit diwujudkan. Mengatasi kendala tersebut, perlu dikembangkan program ekstensifikasi lahan pertanian, terutama di luar Jawa," tegasnya. (dtc)