Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil Kemendagri) Zudan Arif Fakhrulloh menyebut beredar meme dirinya dengan kalimat imbauan agar masyarakat lekas mengganti Kartu Keluarga usai registrasi ulang kartu prabayar. Zudan mengajak semua pihak melawan orang-orang yang melakukan tindakan tersebut.
Terkait dengan isu hoax di media sosial yang kemarin terus menyerang Ditjen Dukcapil, bahwa semua data teman-teman yang melakukan registrasi kartu prabayar saya jamin aman. Yang menggunakan web service Dukcapil Kemendagri aman, tidak ada data yang keluar, tidak ada data yang bocor," terang Zudan dalam diskusi mingguan di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/3).
"Dan bagi penduduk yang sudah melakukan registrasi tidak perlu mengganti Kartu Keluarganya. Karena isunya begitu, ada tulisan dan foto saya, diisukan sesuai saran Dirjen Dukcapil, jika sudah melakukan registrasi kartu prabayar untuk segera mengganti Kartu Keluarga karena datanya tidak aman," sambung dia.
Zudan menerangkan masyarakat tidak perlu khawatir dengan keamanan identitas pribadi karena operator telepon seluler hanya menerima nomor induk kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) warga saja. Ditjen Dukcapil pun hanya akan mengkonfirmasi apakah NIK dan KK yang didaftarkan sesuai atau tidak dengan data Dukcapil.
"Khusus untuk operator seluler hanya dua unsur saja yaitu NIK dan nomor KK. Tidak ada nama, alamat, tanggal lahir, golongan darah dan seterusnya. Hanya dua unsur, NIK dan nomor KK. Ketika penduduk melakukan registrasi maka Dukcapil hanya mengkonfirmasi apakah NIK dan nomor KK-nya cocok dan sesuai," jelas Zudan.
Zudan mengimbau agar masyarakat memerangi penyebaran informasi yang bertujuan menggagalkan progran resgistrasi ulang. Menurutnya, jika data pengguna telepon seluler tidak ditertibkan maka pelaku kejahatan makin merajalela.
"Yang perlu saya sampaikan adalah kita harus melawan bersama-sama orang yang tidak ingin Indonesia ini aman. Kita harus lawan bersama-sana orang yang ingin Indonesia menjadi sarang teroris, sarang penjual narkoba, sarang trafficking. Itu harus kita lawan karena medianya itu nomor seluler yang tidak dikenal," tutur Zudan.
Zudan juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam memberikan data diri ke pihak lain karena berdasarkan penelusurannya, banyak data diri seperti e-KTP dan Kartu Keluarga warga yang terunggah di internet.
"Saya melakukan treasure, ketik 'Kartu Keluarga' di google, ketik e-KTP di google, ternyata muncul semua. Jadi tampaknya kita harus meningkatkan kepedulian kita, awareness kita terhadap data-data kependudukan kita. Itu rentan disalahgunakan," tandas Zudan.(dtc)