Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Jumlah kendaraan yang menggunakan ruas tol Tanjungmorawa - Tebingtinggi (Lubuk Pakam – Sei Rampah) belum memenuhi target Jasa Marga Kualanamu Tol (JMKT). Jumlah kendaraan setiap hari 9.000-10.000, sementara targetnya 25.000 unit.
Hal itu dikatakan General Manajer JMKT, Rudi HS Pardede kepadamedanbisnisdaily.com, Sabtu (10/3/2018) saat menerima kunjungan lapangan peserta Pembekalan/Pengujian Sertifikasi Ahli Teknik Jalan dan Teknik Jembatan Angkatan XX/2018 yang digelar DPD Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Sumut. Peserta didampingi para pengurus DPD HPJI Sumut, antara lain Sekretaris DPD HPJI Sumut Burhan Batubara, dan pengurus lainnya Yusrizal, Suheri, Rina S Lingga dan Arief Fadilla.
Rudi HS Pardede yang juga pimpinan proyek (Pimpro) ruas tol Seksi IA itu mengatakan, kendaraan yang menggunakan ruas tol Lubuk Pakam – Sei Rampah itu masih didominasi type I atau kendaraan pribadi. Sedangkan bus atau truk khususnya dari kawasan industri maupun dari Belawan yang menggunakan ruas tol masih minim.
Menurut Rudi, minimnya truk yang melintas atau menggunakan ruas tol Lubuk Pakam – Tebingtinggi (Sei Rampah) karena belum terkoneksinya ruas tol Belawan Medan Tanjungmorawa (Belmera) ke ruas tol Lubuk Pakam – Medan. Tapi, Rudi yakin setelah interchange Tanjungmorawa terkoneksi ke ruas tol Lubuk Pakam – Tebingtinggi, maka akan bertambah jumlah kendaraan yang menggunakan ruas tol.
Untuk itu, kata Rudi, pihaknya (JMKT) selaku pengelola ruas tol itu terus berupaya untuk mempercepat operasional atau memfungsikan ruas tol Seksi IA atau intercange Tanjungmorawa. Pihak JMKT menargetkan ruas tol Belmera akan terkoneksi ke ruas tol Lubuk Pakam – Tebingtinggi pada Mei 2018.
Minimnya kendaraan yang menggunakan ruas tol Lubuk Pakam – Tebingtinggi diperkurskan karena tingginya tarif yang ditetapkan. Tarif ruas tol Kualanamu – Sei Rampah Rp 41.000 dan Lubuk Pakam – Sei Rampah Rp 29.000.
Rudi HS Pardede mengaku bukan karena soal tarif. Itu karena belum terkoneksinya ruas tol Belmera dengan Tebingtinggi.
Rudi mengaku tarif tol yang ditetapkan pihak JMKT selaku pengelola ruas tol tersebut karena tingginya bianya pembangunan ruas tol tersebut. Menurut Rudi, untuk membangun ruas tol jembatan (layang) mencapai Rp 120 miliar per kilo meter (km) sedangkan ruas tol tidak layang atau biasa antara Rp 80 miliar/km hingga Rp 90 miliar/km.