Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari Sinar Mas Agribusiness and Food kembali menyelesaikan tahun yang sukses di Jambi. Hal ini ditandai dengan berkurangnya titik panas dan kebakaran di sembilan desa di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi.
Dari keterangan tertulis yang diterima Medanbisnisdaily.com dari Wulan Suling
selaku Head of Corporate Communications Sinar Mas Agribusiness and Food, Selasa (13/3/2018), disebutkan pada tahun 2017, jumlah titik panas dan titik api di desa peserta Program DMPA telah menurun.
Jumlahnya menjadi dua titik panas dan satu titik api dari sebelumnya di 2016 sebanyak dua titik panas dan dua titik api dan pada tahun 2015, sebanyak 213 titik panas dan 130 titik api.
CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Jambi Benjamin Josua mengatakan, menyusul keberhasilan program DMPA yang dimulai pada tahun 2016, masyarakat di Sarolangun tetap siaga dan berhasil meminimalkan kebakaran pada tahun 2017.
Kata Benjamin, karena keberhasilan tersebut, sembilan DMPA mendapatkan penghargaan berupa uang tunai sebesar Rp 100 juta per desa. Dengan demikian, dana yang dikeluarkan sebesar itu akan digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran dan tim Masyarakat Siaga Api desa dan untuk fasilitas umum lainnya.
Pemberian penghargaan diberikan di Sarolangun, dan total dana yang diberikan Sinar Mas Agribusiness and Food kepada sembilan desa itu mencapai Rp 900 juta.
Kata Benjamin, sebelum bantuan penghargaan diberikan telah dilakukan penilaian di setiap desa bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Kecamatan Air Hitam dengan kriteria penilaiaan mengacu pada ketentuan, yaitu kejadian hotspot dan kebakaran di desa, kinerja dari tim Masyarakat Siaga Api (MSA) serta respons dukungan dari unsur Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Benjamin mengklaim dampak dari program DMPA makin terlihat, dimana kesadaran masyarakat terkait bahaya kebakaran lahan juga semakin terbentuk. Hal ini dilihat dari banyaknya masyarakat yang sudah mengolah lahan pertaniannya tanpa membakar.
"Mereka menyadari bahwa akan banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari membakar lahan baik dari segi kesehatan manusianya, kesehatan tanahnya, sanksi hukum, dan kerugian material," ujar Benjamin.
Ia menyebutkan, peran serta MSA sebagai bagian penting dalam mencegah kebakaran juga diserukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui program serupa.
Ia mengingatkan, belum lama ini KLHK mengumumkan rencananya untuk membentuk dan membina Masyarakat Peduli Api (MPA) di 100 desa di Kalimantan Timur setelah sebelumnya membentuk MPA untuk 200 desa di berbagai lokasi rawan kebakaran di Indonesia.