Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ilmuwan ternama Stephen Hawking merupakan pengidap amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit yang menyerang saraf motorik otak dan tulang belakang. Akibatnya, Hawking sudah harus mengalami kelumpuhan di usia muda.
Kondisi ALS yang dialami Hawking cukup unik karena ia mengalami gejalanya sejak usia 21 tahun. Dalam buku Stephen Hawking: His Life and Work tulisan Kitty Ferguson, gejala awal ALS muncul ketika ia jatuh dari tangga dan kesulitan saat mendayung.
"Tahun terakhir kuliahnya di Oxford, Hawking mulai mengalami banyak cedera karena jatuh. Bicaranya pun mulai sulit didengar, dan ia didiagnosis mengidap gangguan saraf di usia 21 tahun," tulis Ferguson.
Pada tahun 1963, teknologi pengobatan dan informasi soal penyakit ALS masih sangat minim. Hawkings bahkan diprediksi hanya akan hidup selama 2 tahun usai didiagnosis ALS.
Penyakit ALS menyebabkan adanya penyusutan saraf-saraf motorik. Hal ini membuat fungsi komunikasi antara otak dan saraf tulang terganggu, menyebabkan saraf motorik bawah yang bertugas mengirimkan pesan ke otot terhambat.
Selain kemampuan bergerak yang terbatas, Stephen pun mulai kehilangan kemampuan bicara. Dia akhir tahun 1960-an, ia akhirnya menggunakan kursi roda sepanjang waktu. Dan dengan bantuan program komputer khusus, ia mendapatkan kembali kemampuan berkomunikasi secara vokal.
"Orang-orang mungkin menyebutnya determinasi, yang lain menyebut ia tegar. Aku melihat kedua hal tersebut di dirinya," ungkap Jane Hawking, sang istri, dalam buku yang sama.
Prediksi yang dibuat pada tahun 1963 tersebut terbukti salah. Hawking meninggal hari ini, 14 Maret 2018, setelah 55 tahun hidup dengan penyakit ALS. Hawking meninggal di usia 76 tahun di rumahnya dan didampingi keluarga.(dtc)