Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Tebingtinggi. Anggota Komisi X DPR RI Dr Sofyan Tan meyakini bahwa gerakan gemar membaca melalui media dakwah bisa dimulai dari Kota Tebingtinggi. Gerakan dakwah gemar membaca ini bisa dipelopori oleh ustadz dan ulama, pendeta, pastor dan pemuka agama yang berdakwah bertujuan untuk menumbuhkan minat baca di masyarakat.
“Jika di Tebingtinggi bisa mewujudkan ini, maka ini adalah kota yang pertama kalinya ulama, ustad, pendeta, pastor dan para pemuka agama berdakwah untuk gemar membaca, bukan untuk menyebarkan kebencian. Saya yakin ini bisa membawa negara kita tinggal landas bukan tinggal di landasan,” ujar Sofyan Tan saat menjadi pemateri Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca yang dilaksanakan Perpustakaan Nasional RI di Kota Tebingtinggi, Kamis (15/3/2018), di Aula Pondok Bagelen Jalan Deblot Sundoro kota setempat.
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan ini mengungkapkan, Tebingtinggi dalam survei literasi terakhir berada pada posisi minat yang tinggi. Namun belum masuk ke posisi ‘gemar membaca’. “Di Indonesia yang sudah masuk posisi gemar membaca adalah Balikpapan. Dan Tebingtinggi sudah mendekati posisi gemar membaca. Dia mengaku antusias dalam membantu Tebingtinggi dalam hal literasi dan perpustakaan.
“Saya ingin mendorong agar Tebingtinggi jadi model di Sumut sebagai teladan dalam meningkatkan minat baca dan sumber daya manusia, ketika gerakan gemar membaca sudah tinggi di Tebingtinggi akan berbanding lurus dengan peningkatan SDM-nya”, tukasnya.
Walikota Tebingtinggi H Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan, banyak anggota DPR yang berasal dari Sumut tapi sedikit yang perhatian ke daerahnya. Diantara yang sedikit itu Sofyan Tan yang paling besar memberikan perhatian. Mulai dari membantu pengadaan mobil perpustakaan digital keliling, bantuan buku serta memilih Tebingtinggi sebagai tempat gerakan gemar membaca.
“Dia (Sofyan Tan) pilih Tebingtinggi bukan untuk cari suara karena (suara) itu cukup di Medan. Tapi dia tau karena Tebingtinggi mau maju, kami masyarakat Tebingtinggi khususnya saya selaku Walikota sangat mengapresiasi hal ini,” ungkap Umar.
Pada kesempatan itu, Umar juga menyebutkan, kegiatan dengan tema ‘Implementasi Revolusi Mental Melalui Mobilisasi Pengetahuan dalam Rangka Meningkatkan Indeks Literasi Masyarakat’ sangat tepat dalam membangun SDM bangsa Indonesia. “Presiden Jokowi memilih istilah ‘revolusi’ bukan untuk diidentikkan dengan ‘pertumpahan darah’. Tapi sebagai upaya mengubah secara drastis sikap mental manusia Indonesia dari yang malas membaca jadi gemar membaca,” imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Deposit Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI Lusi Damayanti mengatakan, berdasarkan survey minat membaca tingkat literasi yang dilakukan selama 3 tahun sekali, Indonesia masih berada di peringkat 60 dari 61 negara. Adapun konten (bahan bacaan) yang sering dibuka di handphone masih game, bukan membaca buku. “Pembaca media social masih game yang tertinggi. Yang baca buku masih 3 persen,” ujarnya.
Kegiatan yang turut dihadiri Kepala Perpustakaan Provsu Ferlin H Nainggolan, Kepala Perpustakaan Kota Tebingtinggi H Khairil Anwar Nasution dan sejumlah tokoh budaya dan pendidikan di Kota Tebingtinggi itu diwarnai dengan peresmian ruang perpustakaan ‘Reading Corner’ di Rumah Makan Pondok Bagelen yang merupakan Perpustakaan Rumah Makan (restoran) pertama di Indonesia.