Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Dinamika sejumlah parpol untuk menghadapi Pilpres 2019 kian menguat, salah satunya wacana membentuk poros ketiga. Partai Golkar menilai poros ketiga sulit terwujud.
"Kalau yang ada poros, mobil itu poros dua. Jadi kalau bicara poros dua, dan mobil bannya 4. Berarti kalau poros ketiga pendukung pemerintah 62,5 persen. Secara matematis hanya ada dua poros. Karena kalau Presidential Threshold itu 20 persen. Jadi 62 tambah 20 kan 82. Yang satu kekurangan," ujar Ketum Golkar Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (15/3/2018).
Poros ketiga diwacanakan oleh PAN, PKB, dan Partai Demokrat yang ingin memunculkan capres alternatif selain Jokowi dan Prabowo Subianto. Terkait dengan hal itu, Airlangga menilai koalisi antarparpol masih cenderung cair.
"Sekarang karena concern Pilkada karena koalisi sifatnya pelangi di satu daerah dengan daerah lain berbeda. Kami koalisi dengan PDIP di Riau dan Sumsel kemudian dengan PD dan NasDem di Jatim. Karena masih koalisi untuk provinsi, tentu akan dibahas setelah Pilkada," ucap Airlangga.
Airlangga juga enggan berkomentar lebih jauh terkait PKB dan PAN yang merupakan parpol pendukung pemerintahan menggagas poros tersebut. "Kalau itu virtual poros kecuali ada yang geser. Tapi yang namanya politik lihat saja," kata Airlangga.
Isu poros ketiga Pilpres kian menguat setelah elite PD-PAN-PKB diketahui melakukan pertemuan di Mal Pacific Place, Jakarta Selatan, Kamis (8/3). Ketiga partai disinyalir membahas soal poros baru. Namun, Ketum PAN Zulkifli Hasan menyebut kemungkinan pembentukan poros ketiga itu sulit dilakukan. (dtc)