Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Tingkat penasaran yang tinggi, itulah yang dialami oleh NAP (21), salah satu anggota komunitas 'Surabaya Black Hat', yang ditangkap karena meretas website perusahaan/instansi luar negeri. Perusahaan di Indonesia pun pernah dia coba bobol tapi tidak berhasil.
"(Pernah coba bobol sistem keamanan) Uber, (tapi) nggak berhasil masuk," ujar NAP saat berbincang dengan detikcom di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/3/2018).
NAP mengaku pernah mencoba mencari kelemahan pada aplikasi Uber. Menurutnya, sistem keamanan IT Uber sangat kuat sehingga susah diterobos dengan metode SQL injection.
"Butuh waktu agak lama memang, karena sekuritinya dia sudah besar," ujarnya.
Saat ini, mahasiswa jurusan IT di sebuah perguruan tinggi di Surabaya, Jatim, ini baru memiliki kemampuan hacking dengan metode SQL injection. Metoda lain pernah dia pelajari tapi tidak sampai diaplikasikan.
"Saya cuma sekadar riset saja, tapi kalau diaplikasikan tidak pernah," cetusnya.
NAP pernah tergabung dalam komunitas hacker pada 2016-2017. Namun dia mengaku tidak begitu aktif dalam komunitas itu.
"Saya nggak pernah ikut gathering juga. (Komunikasi komunitas) di Telegram, ada sekitar 800-an member, isinya nggak semua hacker, ada juga pegiat IT," tuturnya.
NAP merupakan salah satu 'buruan' FBI (Federal Bureau of Investigation) karena menjebol sejumlah sistem keamanan IT beberapa perusahaan di Amerika Serikat. Mahasiswa berkacamata ini ditangkap saat nongkrong di sebuah kafe di Surabaya, Jatim, pada Minggu (11/3) lalu.
Selain NAP, tim Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap KPS (21) dan ATP (21). Ketiganya tergabung dalam komunitas hacker 'Surabaya Black Hat'. (dtc)