Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Probolinggo. Kerukunan warga di Tengger, Probolinggo sangat harmonis. Disaat umat Hindu menjalankan ibadah Tapa Brata pada hari nyepi 1940 saka, sejumlah warga beragama muslim ikut berjaga agar tidak ada wisatawan yang nekat menuju kawasan wisata Gunung Bromo.
Penutupan akses jalan menuju kawasan wisata Bromo resmi ditutup sejak, Sabtu (17/3) pukul 00.00 WIB. Sehingga di empat lokasi desa yakni di Desa Ngadas, Jetak, Wonotoro dan Ngadisari tak terlihat ada aktivitas wisatawan, termasuk kegiatan petani di ladangnya.
Bunyi lalu lalang kendaraan juga tidak terdengar, pintu pintu rumah warga tertutup rapat.
Untuk menjaga keamanan di daerah tersebut ,sejumlah tim keamanan gabungan, baik dari jajaran Satpol-PP, TNI, Polisi dan sejumlah tokoh adat bersama tim keamanan Joko Boyo melakukan penyisiran ke sejumlah tempat di desa tersebut.
"Kami melakukan penjagaan demi keamanan. Karena masyarakat yang beragama Hindu sedang menjalankan ibadah Nyepi," ujar salah seorang petugas Satpol PP.
Terkait dengan penjagaan warga muslim Tengger juga ikut melakukan pengamanan. Seperti Heri Tihartono salah satu warga suku Tengger yang beragam Islam. Menurutnya, dia melakukan penjagaan portal tersebut karena warga yang beragama Hindu sedang menjalankan ibadah hari raya Nyepi dengan menjalabkan Tapa Brata di dalam rumahnya.
"Ini bentuk kerukunan antar umat beragama, jadi kami warga muslim juga menghormati agama lain," katanya.
Sementara itu, Camat Sukapura Kabupaten Probolinggo, Yulius Cristian mengatakan, penutupan akses jalan tersebut sejak pukul 00.00 WIB, dan akan dibuka kembali nanti malam pukul 00.00.
"Dengan adanya penutupan tersebut diharapkan bisa menambahkan kekhusuan saat menjalankan ibadah Nyepi," ujarnya. (dtc)