Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan hal-hal yang menyebabkan banyaknya insiden kecelakaan konstruksi yang terjadi belakangan ini.
Basuki mengatakan sesuai dengan hasil evaluasi yang dilakukan Komite Keselamatan Kerja (KKK), insiden kecelakaan konstruksi yang banyak terjadi belakangan ini disebabkan oleh berbagai hal. Dia bilang, setiap insiden yang terjadi dalam masing-masing proyek memiliki penyebab yang berbeda-beda.
Namun secara garis besar Basuki mengatakan, masalah mendasar yang menyebabkan terjadinya insiden adalah karena kelalaian dan kedisiplinan dalam mengerjakan proyek di lapangan.
"Evaluasi yang utama yang kita dapatkan hanya dua. Yang pertama yaitu kurangnya kedisiplinan dalam operasional prosedur. Sebetulnya semua sudah punya SOP yang tepat tapi kurang disiplinnya pekerjanya dalam menjalankan SOP," kata Basuki saat rapat kerja dengan DPR di Parlemen, Jakarta, Rabu (21/3).
Basuki mencontohkan seperti insiden pada proyek Tol Becakayu. Menurutnya, pengawas konstruksi tidak secara ketat melakukan pemantauan pekerja di lapangan, hal itu menjadi masalah dasar yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
"Setiap kejadian, pengawasnya tidak di tempat. Kalau pengawasan keselamatan rendah itu jadi terjadi kecelakaan. Ini penyebab utama terjadinya kecelakaan," kata Basuki.
Selain itu, kata Basuki, faktor mendasar lainnya yang menyebabkan adanya kecelakaan konstruksi adalah permasalahan peralatan konstruksi. Basuki bilang, bahwa faktor keamanan dalam pekerjaan masih rendah, sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Lebih lanjut Basuki memberikan penjelasakan terkait isu adanya pengurangan spesifikasi dalam proyek konstruksi. Basuki menegaskan bahwa tidak ada pengurangan spesifikasi apapun dalam setiap pengerjaan proyek konstruksi.
"Kami ditelpon presiden (ditanya) apa benar ada yang mengurangi spesifikasi, saya jamin tidak benar. Jadi tidak ada. Ada gambar-gambar yang patah itu bukan karena pengurangan spesifikasi, tapi cara mengangkatnya, atau tekniknya," tutur Basuki. (dtf)