Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Ketua Dewan pertimbangan MUI Din Syamsuddin mengatakan Pancasila dan Islam sebagai sesuatu yang berbeda. Meski demikian, antara Pancasila dan Islam punya kesamaan nilai untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.
"Islam dan Pancasila itu berbeda. Islam itu pemberian Allah, Pancasila itu pemberian pikiran manusia. Dua hal yang berbeda antara kekuatan Allah dan manusia. Nggak serta-merta bertentang tetapi bersesuaian maka nilai ajaran agama Islam sesuai dengan nilai Pancasila," kata Din, Rabu (21/3/2018).
Hal ini disampaikannya dalam Rapat Pleno ke-26 MUI bertema 'Tantangan dan Ancaman terhadap Kedaulatan Negara' yang digelar di gedung MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat.
Dia mengatakan nilai Islam itu tercermin di Pancasila dalam sila pertama dan keempat. Sehingga, kata Din, Pancasila dan Islam tak dapat dipisahkan.
"Jangan dipisahkan. Adalah kesalahan fatal bila membenturkan Pancasila dengan Islam. Dan kebodohan umat Islam (jika) mau dibenturkan," ujar mantan Ketum PP Muhammadiyah ini.
Din menambahkan, antara Pancasila dan Islam dapat menjadi benteng untuk menghadapi gempuran paham-paham dari luar yang berpotensi mengancam Indonesia.
"Persoalan yang dihadapi negara kita adalah berkembangnya isme yang bertentangan dengan Pancasila dan seolah-olah negara permisif, misalnya komunisme dan liberalisme yang jelas ini merupakan ancaman," kata Din.
Selain itu, kata Din, tantangan lainnya ialah soal sistem politik dan pemilu yang dinilainya jauh dari nilai Pancasila. Indonesia juga mesti memperhatikan soal 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia' sebagaimana termaktub di sila ke lima.
"Karut marut kehidupan bangsa kita, karena bangsa ini meninggalkan Pancasila, sistem politik dan pemilu bila dikaitkan dengan sila ke 4 jauh panggang dari api," ucapnya.
"Dari segi ekonomi yang menguasai aset nasional bila dikaitkan sila ke lima Pancasila jauh panggang dari api. Kalau kondisi ini berlanjut, penyimpangan dan penyelewengan tetap terjadi inilah yang ganggu kedaulatan bangsa," sambung Din.
Din juga mengingatkan tantangan bangsa yang berasal dari berkembangnya teknologi dan arus informasi. Selain itu dia juga meminta pemerintah memperhatikan soal ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Rapat ini juga dihadiri Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Inspektur Jenderal TNI Mayjen TNI M Herindra, Pusbintal TNI Kol Inf Nurhamdani, serta sejumlah ormas Islam. (dtc)