Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Pembangunan proyek yang cepat serta menghabiskan waktu seharian penuh merupakan hal yang biasa di dunia konstruksi. Sehingga, hal tersebut belum bisa dianggap penyebab kegagalan atau kecelakaan konstruksi yang marak terjadi belakangan ini.
Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bastian Sihombing mengatakan, di China saja proyek konstruksi dikerjakan 24 jam penuh. Bahkan, pembangunan juga dilakukan di hari libur.
"Kalau itu sebetulnya di dalam dunia jasa konstruksi cerita yang biasa. China bekerja 24 jam biasa saja," kata dia di Hotel Century Park Jakarta, Kamis (22 /3 ).
Dia mengatakan, model pembangunan kontruksi yang dikebut juga telah menuai cerita sukses di Indonesia. Salah satunya, Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang).
"Kita punya success storypembangunan jalan tol pada zaman (Presiden) Megawati, Cikampek-Padalarang, setahun selesai, itu kerja siang malam," ujar dia.
"Presiden mengatakan kecepatan penting dan perlu segera selesai, tuntutan yang biasa saja. Menurut keyakinan saya, bukan itu penyebabnya, kerja siang malam, Sabtu-Minggu biasa, karena ada shift," sambungnya.
Menurutnya, kegagalan konstruksi kemungkinan karena masalah standard operating procedure (SOP) yang kurang dipenuhi.
"Ini soal teknis di dalam saja, baut kurang saja bisa jadi menjadi penyebab kecelakaan, masang baut Sabtu-Minggu. Ini harus diawasi lebih ketat, SOP harus ketat, bukan waktu bukan tuntutan kecepatan," tutup dia. (dtf)