Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi. Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen Bambang Heri Purwanto memperingatkan jika gas beracun di Kawah Ijen sangat berbahaya. Setiap tahun, gas beracun ini muncul saat intensitas hujan tinggi.
Heri bercerita, pada tahun 1976, letupan terjadi di Kawah Ijen pada malam hari. Kejadian ini mengakibatkan dua orang meninggal dunia di TKP dan empat orang meninggal saat perjalanan ke rumah sakit.
"Sementara yang koma saat itu 32 orang dan semuanya penambang. Letupan muncul pada malam hari. Saat itu saya sudah jaga di sini," jelas Heri kepada detikcom, Kamis (22/3/2018).
Sementara pasca kejadian itu, kata Heri, pihaknya mewaspadai setiap kali munculnya gas beracun tersebut. Saat ini, pihaknya mengimbau kepada pengelola kawasan wisata Gunung Ijen untuk menutup sementara pendakian baik dari wisatawan maupun penambang.
Ini dilakukan saat intensitas hujan meningkat seperti pada bulan-bulan ini. Sebab letupan di permukaan kawah yang membawa gas beracun sangat berbahaya bagi pengunjung Ijen.
"Letupan atau bualan tersebut muncul karena air hujan membuat permukaan kawah yang panas menjadi dingin. Sehingga muncul letupan di dalam kawah atau bualan yang membawa material gas vulkanik. Bualan ini keluar bukan hanya pada malam hari tapi siang hari juga. Tapi kalau siang hari gasnya langsung terurai oleh matahari. Yang bahaya ya malam hari karena tidak keliatan secara langsung," ujarnya.
Diakuinya, bualan yang keluar pada Rabu malam (21/3) kemarin membawa materi gas yang dihirup oleh warga yang tinggal di bantaran sungai Banyupait yang mengalir ke arah Kabupaten Bondowoso. Gas beracun mengikuti arah angin ke wilayah Bondowoso.
"C02 berat jadi turun ke bawah mengikuti tebing sungai hingga sampai di kawasan pemukiman warga," tambah Heri. (dtc)