Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Perusahaan tambang asal Inggris, Rio Tinto menjual 75% kepemilikan sahamnya di proyek batu bara di Queensland ke perusahaan tambang lainnya asal Australia, Whitehaven Coal Australia. NIlai keseluruhan saham yang dilepas itu mencapai US$ 200 juta atau setara Rp 2,7 triliun.
Demikian dikutip dari Reuters, Jumat (23/3). Aksi korporasi ini dilakukan Rio Tinto dalam rangka meninggalkan bisnis batu bara yang semakin surut dan memperkuat bisnis bijih besi, tembaga dan aluminium. Rio juga tengah dalam proses penjualan sisa aset proyek tambang batu bara di Kestrel, Australia.
"Kami percaya perjanjian penjualan Winchester South merupakan pilihan terbaik untuk pengembangan proyek di masa depan sekaligus memberikan nilai yang menarik bagi Rio Tinto," kata CEO Rio Tinto, Jean-Sebastien Jacques.
Adapun pembayaran untuk nilai saham yang dilepas ke Whitehaven tersebut akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, Whitehaven akan membayat US$ 150 juta ke Rio Tinto pada tanggal penyelesaian, sedangkan tahap kedua pembayaran dilakukan setahun selanjutnya, yakni sebesar US$ 50 juta.
Proyek batu bara yang berlokasi di Winchester South, bagian timur laut Queensland ini akan dibayar dengan uang tunai dan diharapkan rampung pada kuartal kedua tahun ini. Sementara 25% saham yang tersisa akan tetap dimiliki oleh perusahaan pengembang properti, Scentre Group.
Sebagai informasi, saat ini beberapa investor menghindari bahan bakar karena kekhawatiran tentang perubahan iklim dan karena lebih banyak energi alternatif lingkungan lain yang kini harganya menjadi lebih kompetitif. Penghasilan penambang batu bara tahun ini terbantu oleh kenaikan harga batu bara.
Rio Tinto sendiri juga memiliki participating interest sebesar 40% di PT Freeport Indonesia (PTFI) sejak 1995. Saat ini, PT Inalum tengah berupaya mengakuisisi 40% participating interest yang dimiliki Rio Tinto tersebut dan akan dikonversi menjadi saham PT Freeport Indonesia sebagai upaya memiliki mayoritas kepemilikan saham di PTFI. (dtf)