Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Dana desa yang disalurkan dari tahun 2015 hingga 2018 cukup besar, yakni sekitar Rp 187 triliun. Namun, program ini berhasil menurunkan kemiskinan di desa sebesar 4,5%, lebih tinggi dibanding penurunan angka kemiskinan di kota.
Lalu, seperti apa model program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
Mendes PDTT Eko Sandjojo menjelaskan program ini ditujukan bagi masyarakat yang kurang mampu dengan menciptakan kegiatan yang berdampak pada peningkatan pendapatan (income generating avtivities) tanpa sepenuhnya menggantikan pekerjaan yang lama.
"Kemudian, pemerintah juga menyediakan lapangan kerja sementara. Tak lupa, mekanisme dalam penentuan upah dan pembagian upah dibangun secara partisipatif dalam musyawarah desa. Tentu saja sesuai dengan rencana kerja yang disusun sendiri oleh desa, sesuai dengan kebutuhan lokal," jelas Eko dalam keterangan tertulis, Jumat (23/3).
Selanjutnya, program ini difokuskan pada pembangunan prasarana dan sarana pedesaan atau pendayagunaan sumber daya alam (SDA) secara lestari berbasis pemberdayaan masyarakat. Hal ini bahkan sudah terbukti dengan tercapainya rekor pembangunan infrastruktur desa oleh Kementerian Desa PDTT dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Pembangunan infrastruktur yang tersebar di seluruh desa di Indonesia itu mencakup jalan desa sepanjang 123.145 meter, jembatan sepanjang 791.258 meter, 38.217.065 meter drainase, 6.223 unit pasar desa, 65.918 unit penahan tanah, 2.882 unit tambatan perahu, 37.496 unit prasarana air bersih, 108.486 unit prasarana MCK, 30.212 unit sumur, 1.927 embung, 28.091 irigasi desa, 18.072 unit PAUD, 5.314 unit Polindes, 11.414 unit Posyandu dan 3.004 unit sarana olahraga desa.
"Diharapkan dengan model ini kita bisa memberikan lapangan pekerjaan di desa, bisa mengurangi kemiskinan lebih cepat lagi. Yang paling penting bisa menarik kembali orang-orang miskin yang ada di kota untuk kembali ke desanya masing-masing," pungkas Eko. (dtf)