Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bandung. Cagub Jabar Ridwan Kamil berjanji akan menyelamatkan Kawasan Bandung Utara (KBU) yang kondisinya kini memprihatinkan, salah satunya dengan membentuk unit kerja cekungan Bandung.
Emil sapaan Ridwan Kamil menilai unit kerja cekungan Bandung ini penting untuk menyelesaikan persoalan di KBU. Pasalnya, sambung dia, selama ini penyelesaian KBU belum terkoordinir dengan baik.
"Kalau saya terpilih nanti dibentuk unit kerja cekungan Bandung. Jadi tidak usah pimpong-pimpong lagi kota mana kabupaten mana yang bertanggungjawab," kata Emil saat ditemui di Hotel Harris, Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, Jumat (23/3/2018).
Menurutnya dalam unit kerja cekungan Bandung nantinya terdapat tim yang mengurusi soal tata ruang. Tim tersebut akan diberikan kewenangan untuk merancang tata ruang di KBU mendatang.
Dia menegaskan akan memperketat setiap perizinan pembangunan yang berkaitan dengan KBU. Bahkan, sambung dia, bukan tidak mungkin pembangunan di kawasan konservasi tersebut dihentikan.
"Kita akan teliti apakah diberhentikan moratorium, apakah dikurangi dengan sebuah kriteria, intinya peraturan pemerintah harus adil jangan enggak tapi ada yang harus jadi gak bisa. Jadi intinya kita akan reveiw di kepemimpinan saya kalau dipilih KBU akan super ketat," ungkap Wali Kota Bandung ini
Dia mengatakan untuk mengupayakan pembentukan unit kerja cekungan Bandung itu, diperlukan payung hukum berupa peraturan presiden (perpres).
"Nanti unit itu perpresnya akan kita kejar kalau pepres itu turun kita punya unit yang mengerjakan itu, urusan aliran air, manusia, persampahan bisa dikelola oleh pembantu gubernur itu," kata Emil.
Selain intensitas hujan yang tinggi, kerusakan di KBU dituding menjadi penyebab banjir bandang Cicaheum, Selasa 20 Maret lalu. (dtc)
===
NASIONAL
---------
Bagaimana Karung Berisi KIP Bisa Ada di Laundry, Ini Ceritanya
Medanbisnisdaily.com - Surabaya - Karung berisi Kartu Indonesia Pintar (KIP) ditemukan di sebuah laundry di Nginden Jangkungan. Penemunya adalah Kardi, menantu Umi Kulsum, pemilik laundry. Bagaimana bisa karung itu berada di laundry?
Semuanya berawal pada April 2016, saat itu Ahmad Zahri Hamid yang berkerja sebagai kurir freelance mendapatkan tugas dari PT Satria Antaran Prima (SAP) yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman.
Dari data yang dihimpun detikcom, Hamid mengaku tidak mengetahui siapa yang menunjuk dirinya untuk mendapatkan job dan bekerja untuk PT SAP. Bahkan ia tak sempat membaca surat kerjasama. Saat itu hanya tanda tangan saja.
Hamid mengaku menerima 800 Kartu Indonesia Pintar (KIP). Rencananya 800 KIP tersebut akan dikirim ke tujuh kelurahan di Kecamatan Sukolilo yakni Kelurahan Nginden Jangkungan sebanyak 12 penerima, Kelurahan Pumpungan sebanyak 76 penerima, Kelurahan Semolowaru sebanyak 86 penerima, Kelurahan Medoakan Semampir sebanyak 56 penerima, Kelurahan Keputih sebanyak 115 penerima, Kelurahan Gebang Putih 65 penerima, dan Kelurhan Klampis Ngasem sekitar 75 penerima.
Hamid sudah mendistribusikan KIP untuk lima kelurahan yakni Kelurahan Nginden Jangkungan, Kelurahan Medokan Semampir, Kelurahan Semolowaru, Kelurahan Klampis Ngasem, dan Kelurahan Menur Pumpungan.
"Saksi (hamid) mengaku sudah 5 kelurahan sudah terdistribusi dan 2 kelurahan belum terdistribusi. Dia tidak jadi mendistribusikan KIP ke dua kelurahan tersisa karena saat ke kelurahan tidak ada petugas kelurahan yang mau ikut dirinya untuk mengantar ke penerima KIP," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Jumat (23/3/2018).
Masih menurut Rudi, Hamid mengaku mendapatkan ratusan kartu tersebut dari Sutikno, Manajer Operasional PT SAP. Ia juga menerima komisi per amplopnya sebesar Rp 1.200. Dari pengiriman tersebut Hamid juga sudah menerima separuh komisnya sebesar Rp 1,3 juta dan sisanya dibayarkan setelah pengiriman tuntas.
Karena belum terdistribusi, 643 KIP yang seharusnya tersebar dalam waktu dua bulan itu masih tersimpan di rumah Hamid. Pada Sabtu (10/3/2018) Hamid menggelar pengajian yang mengharuskan rumahnya dibersihkan. Hamid membersihkan semua barang di rumahnya termasuk karung yang berisi KIP.
Hamid menitipakan karung itu ke tetangganya yakni Umi Kulsum yang memiliki usaha Laundry Kinclong. Rumah Umi Kulsum tepat berada di depan rumahnya. Namun, usai pengajian itu selesai, Hamid lupa mengambil lagi karung itu sehingga karung berisikan KIP tersebut masih berada di laundry milik Umi Kalsum.
Hingga Kardi, menantu dari Umi Kalsum yang saat itu hendak membersihkan barang-barang yang menumpuk di laundry, menemukan karung berisi KIP berada didekat mesin jahit yang rusak milik Umi Kulsum.
"Saksi (hamid) lupa jika menitipkan barang di rumah Umi Kulsum, karena ia keburu ada tugas lain ke daerah," kata Rudi.
Rudi mengatakan jika saksi (hamid) sudah mengakui bahwa ia telah lalai. "Menurut kurir dia lalai, seharusnya Hamid melapor ke SAP. Namun saat mau dikembalikan ia mengaku disuruh menyiman oleh Samuel. Dalam kontraknya diberikan masa 2 bulan untuk distribusikan," ungkap Rudi. (dtc)