Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) saat ini tercatat 4,25%, angka ini terus mengalami penurunan sejak tahun lalu. Dari data uang beredar BI Januari 2018 suku bunga kredit rata-rata di perbankan nasional tercatat 11,32% lebih tinggi 2 basis poin (bps) dibanding periode bulan sebelumnya 11,3%.
Begitupun dengan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang masih dI kisaran double digit. Jika bunga acuan 4,25% berapa idealnya bunga KPR?
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan idealnya bunga KPR rata-rata harusnya sudah berada di bawah 8,7% jika bunga acuan 4,25%.
"Itu angka yang ideal, tapi alasan bank tidak menurunkan bunga KPR karena risiko NPL sektor properti masih cukup tinggi. Jadi bank cenderung menghindari risiko tahun ini," kata Bhima saat dihubungi, Senin (26/3).
Berdasarkan statistik perbankan Indonesia (SPI) rasio kredit bermasalah/NPL bank sektor properti secara umum berada di kisaran 2,5%. Angka ini lebih tinggi dibanding NPL kendaraan bermotor sebesar 1,3%.
Dia menjelaskan, akhir 2017 lalu perkembangan penjualan properti residensial masih rendah. Penjualan rumah pada kuartal IV 2017 tercatat hanya 3,05% lebih rendah dibanding kuartal iV 2016 sebesar 5,06%.
Rendahnya penjualan ini terjadi karena masih tingginya bunga KPR. Sebanyak 75,9% masyarakat Indonesia membeli rumah menggunakan skema KPR dan 7,3% menggunakan metode tunai.
"Jadi sensitivitas antara bunga KPR dan permintaan properti sangat tinggi," ujar dia. Menurut dia penjualan riil perlengkapan rumah tangga, yakni barang-barang durable yang masih negatif atau -10 yoy per Januari dan - 3,1%.
Dari data uang beredar BI Januari 2018 penyaluran kredit properti tercatat Rp 795,4 triliun lebih rendah dibandingkan periode Desember 2017 sebesar Rp 806,4 triliun.
Kemudian untuk KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) tercatat Rp 411,4 triliun lebih tinggi dibandingkan periode Desember 2017 sebesar Rp 410 triliun. Untuk kredit konstruksi tercatat Rp 245,5 triliun lebih rendah dibanding Desember 2017 Rp 257,2 triliun.
Lalu untuk kredit real estate Rp 138,5 triliun turun dibandingkan Desember 2017 Rp 139,1 triliun.(dtf)