Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pernyataan Bupati Dairi di berbagai media yang menyebutkan sewa panggung keong Rp 20 juta mahal demikian juga tiket masuk dtanggapi oleh pihak promotor penyelenggara Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) 2018.
Media Relation PRSU 2018, Diurnanta Qelanaputra mengatakan sewa panggung keong untuk pertunjukan seni budaya dari kabupaten kota memang Rp 20 juta tetapi itu bukan hanya untuk biaya sewa panggung itu sudah termasuk untuk biaya seluruh komponen pendukung panggung pertunjukan seperti sound system, peralatan musik standard band, lighting, taman, termasuk juga penyediaan SDM di area panggung keong yang jumlahnya 6 orang terdiri kordinator dan kru yang mensupport setiap even.
“Semua kami yang siapkan dan kami sewa dari vendor, bukan didapat gratis. Sound system itu setahu saya antara 10 sampai 12 ribu watt, hitung sendiri berapa per seribu watt, peralatan musik band dari kita, bahkan untuk mikrofon dalam jumlah banyak kita sediakan juga karena beberapa diantaranya membutuhkan mik untuk alat musik tradisional yang banyak seperti gordang, gendang dan lain-lain, lighting 3.000-an watt, begitu juga taman di depan panggung, itu kita sewa dari vendor selama sebulan, karpet merah juga kami siapkan ,” urainya.
Disebutkan, hanya backdrop yang disiapkan dari pihak penampil karena masing-masing kabupaten kota berbeda tema pertunjukannya, begitu juga visi misi yang akan disampaikan. “Namun begitu kami pun menyiapkan riging di kiri kanannya, adakalanya backdrop lebih besar dan untuk itu tim kru dari promotor membantu menyiapkannya juga,” ujarnya.
Ia mengibaratkan pengantin pesta di gedung, mempelai tinggal datang duduk di pelaminan. Pihak penampil dari kabupaten kota tak perlu repot lagi memboyong sound dan peralatan musik serta equipment pendukung lain dari jauh-jauh kecuali perangkat musik etnik dan semacamnya.
Selain itu dijelaskan, dari Rp 20 juta biaya itu masih dipotong lagi pajak sehingga yang diterima promotor sekitar 17 juta saja.
Dikatakannya, tahun ini memang promotor ingin mengelola langsung panggung keong dengan tujuan memberikan kemudahan kepada kabupaten kota sebagai partisipan dan fokus ke penampilannya. “Kita juga benahi Panggung Keong dan tempat penonton lebih cerah mulai dari panggung sampai ke tribun penonton. Sebelum ini kan untuk tampil disiapkan sendiri segala sesuatunya oleh masing-masing kabupaten kota, sekarang tak perlu sibuk lagi, sudah kami sediakan,” paparnya.
Mengenai tiket masuk Rp 20 ribu pada Senin sampai Kamis dan Rp 25 ribu pada Jumat sampai Minggu menurut Diur tidaklah mahal dibandingkan dengan yang didapat pengunjung dari PRSU. Di PRSU ada dua panggung, panggung keong untuk pertunjukan seni budaya dari tiap kabupaten kota dan panggung utama menampilkan artis ibukota dan artis Sumut, semua itu tidak lagi dikutip bayaran.
“Logikanya waktu show band Wali, pengunjung mencapai 10 ribu lebih. Kalau mereka merasa mahal tentu tidak akan sebanyak itu yang beli tiket,” tegasnya. Pihaknya juga membantah hanya mengutamakan bisnis."Kalau semata bisnis tentu kami terapkan tiket untuk nonton pertunjukan lagi, tapi ini kan gratis, sudah include dengan tiket masuk PRSU," sebutnya.
Apalagi menurutnya di PRSU bisa jadi sumber ilmu pengetahuan dari masing masing stand yang bisa menambah wawasan generasi muda maupun masyarakat. Tinggal terpulang kepada setiap kabupaten kota untuk kreatif menampilkan produk unggulannya agar dikenal pengunjung yang notabene masyarakat umum atau tampil apa adanya. “Masyarakatlah yang menilai,” imbuhnya.
"Tujuan kami tentu PRSU ini sebagai miniatur Sumut dimana masyarakat bisa mengenal lebih dekat keunggulan dari tiap kabupaten dan kota di Sumatera Utara serta memperkenalkan kekayaan seni budayanya sebagaimana harapan Pak Gubsu. Dan tahun ini kami lihat sebagian besar kabupaten kota lebih bersemangat, tercermin dari penampilan yang segar dan apik masing-masing stand baik eksterior maupun di dalamnya," lanjutnya.
Pertunjukan Kesenian Setiap malam
Pertunjukan kesenian kabupaten kota di Panggung Keong berlangsung setiap malam sejak PRSU dibuka. Koordinator Panggung Keong, Vera Maria menjelaskan, pertunjukan seni budaya di Panggung Keong diadakan dengan pertunjukan yang berbeda dari masing-masing kabupaten kota. Acara ini selalu mendapat perhatian dari pengunjung terutama para perantauan maupun langsung dari daerah setempat.
“Sekitar 60 sampai 75 persen kapasitas tempat duduk terisi setiap malam,” ujarnya. Dari semua pertunjukan yang telah berlangsung, tercatat sampai saat ini yang paling ramai penontonnya adalah pergelaran kesenian dari Kabupaten Tobasa.
Adapun jadwal pertunjukan kesenian di Panggung Keong yang masih akan berlangsung adalah Rabu 28 Maret penampilan tim kesenian dari Kabupaten Tanah Karo, Kamis 29 Maret Nias Utara, Jumat 30 Maret Tanjung Balai, Sabtu 31 Maret Pematang Siantar, Minggu 1 April Kabupaten Nias Selatan, Senin 2 April Padang Lawas, Selasa 3 April Labuhan Batu Selatan, Rabu 4 April Kotamadya Binjai, Kamis 5 April Padang Sidempuan, Jumat 6 April Tebing Tinggi, Sabtu 7 April Labuhan Batu Utara, Minggu 8 April Tapanuli Utara, Senin 9 April Dionas Pariwisata, Selasa 10 April Nias Barat, Rabu 11 April Kabupaten Asahan, Kamis 12 April Padang Lawas Utara, Jumat 13 April Tapanuli Tengah, Sabtu 14 April Nias, Minggu 15 April Pemprov Sumut. Sedangkan Kabupaten Simalungun tampil secara khusus di Panggung Utama yang biasa digunakan untuk show artis ibukota pada Sabtu malam 31 Maret mendatang.
Ditambahkan Vera, seluruh pertunjukan seni budaya dari kabupaten kota dan provinsi serta dinas pariwisata berlangsung sekitar dua jam mulai pukul 19.00 sampai 22.30 dan terbuka untuk umum.Lokasinya berada tak jauh dari arena permainan anak-anak dan stasiun kereta odong-odong. *