Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sukabumi. Dua replika kerangka manusia terpajang rapi di ruang Gedung Juang 45, Cikole, Kota Sukabumi. Kerangka pertama berada di atas gundukan tanah dalam kondisi lengkap, bagian kepala bersentuhan dengan lutut seperti dilipat.
Kerangka kedua posisinya berada di bawah gundukan tanah, hanya terlihat bagian kepala dan sebagian tulang rusuk.
Dua replika kerangka manusia itu salah satu alat peraga pameran arkeologi yang diselenggarakan Balai Arkeologi Jawa Barat (Jabar). Oleh tim arkeolog dua kerangka itu sesuai tempat penemuannya dinamai manusia pawon.
Kerangka manusia tersebut ditemukan oleh tim arkeologi Jabar pada tahun 2003 lalu hasil ekskavasi (penggalian arkeologi) di kawasan batu gamping Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
"Ini hanya replika, aslinya tersimpan di balai. Hasil ekskavasi yang dilakukan pada tahun 2003 lalu, prosesnya sendiri masih berlangsung hingga saat ini," kata Anton Ferdianto, arkeolog Balai Arkeologi Jabar, kepada detikcom, Rabu (28/3/2018).
Keberadaan replika kerangka manusia tersebut menarik perhatian pengunjung yang mayoritasnya adalah pelajar, sejak dibuka pada Selasa (27/3/2018) pameran arkeologi tersebut memang menarik minat ratusan pengunjung di Kota Sukabumi.
Kerangka manusia pawon adalah bentuk lengkap manusia prasejarah yang menghuni Gua Pawon sekitar 5.600 hingga 9.500 tahun lalu. Ada cerita unik dibalik posisi kerangka yang terlipat tersebut.
"Manusia di jaman itu mungkin berpikir ketika manusia mati mereka akan dilahirkan kembali ke dunia yang lain. Makanya perlakuannya seperti itu, janin bayi ketika di dalam rahim juga dalam posisi terlipat kan," jelas Anton.
Anton menyebut di sekitar lokasi temuan kerangka itu juga ditemukan sejumlah benda seperti peralatan batu, perhiasan dari tulang dan gigi hewan. "Barang-barang itu sengaja di simpan di dalam lubang pemakaman, dengan maksud sebagai benda yang akan mereka gunakan ketika nanti hidup lagi di dunia yang lain," ucapnyanya.
Selain dua replika tengkorak, pameran tersebut juga menampilkan sejumlah temuan lain dari Balai Arkeologi Jabar. Mulai dari manusia dan peradabannya, teknologi atau peralatan yang digunakan, hingga budayanya.
Pameran arkeologi tersebut berlangsung hingga hari ini, Kepala Balai Arkeologi Jabar, Desril Riva Shanti menyebut jika pameran ini memang ditujukan untuk memperkenalkan potensi arkeologi.
"Kalau anak-anak dalam mata pelajaran sejarah yang dikenalkan pasti Borobudur, Prambanan padahal di daerah dia sendiri kan harusnya juga dikenal. Apasih potensi arkeologi di daerah sendiri ada, hasil penelitian kita juga ada," ungkap Desril.
"Tinggal saat ini bagaimana pemerintah daerah lebih rajin membuat potensi itu lebih dikenal, kita paham mungkin ada keterbatasan ahli dalam arkeolohi nah ini tinggal komunikasikan dengan kita dan kita siap mengirimkan narasumber ahli dalam bidang arkeologi," tandasnya. (dtc)