Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan.Puisi Sukmawati Soekarnoputri berjudul " Ibu Indonesia" menuai protes dari sejumlah kalangan. Termasuk dari para penyair di Sumatera Utara. Salah seorang penyair Sumut, Agus Susilo, menyebut dalam puisi itu, Sukmawati hendak membenturkan rasa nasionalisme dengan nilai-nilai keislaman.
Dia hendak mengatakan bahwa nilai-nilai nasionalisme lebih agung dari nilai agama. Itu hak dia sebagai pribadi yang bebas meyakini "Tuhannya"
Tapi sangat disayangkan, di negara yang berlandaskan Pancasila, dia "bermain" di wilayah yang sangat sensitif. Isu SARA sengaja dia mainkan agar tulisannya jadi polemik dan heboh.
"Di tahun-tahun yang panas ini, kenapa seorang negarawan memainkan isu yg sensitif begini? Menaikkan popularitas? Banyak cara membuat polemik dan kehebohan, tapi jangan dengan isu SARA. Apalagi dengan kendaraan sastra," kata Agus pada medanbisnisdaily.com, Selasa (3/4/2018)
Penyair lainnya, Tsi Taura yang baru saja menggelar baca puisi bersama dengan masyarakat Desa Sena Deli Serdang ini menyebut puisi sebagai karya yang indah bukan melukai. Begitu puisi didengungkan oleh penyairnya, penikmat berhak berkata apapun.
Terkait puisi Sukmawati itu, penyair yang dijuluki Sang Pengantin Kabut Laut ini menyebut adalah ironi membandingkan keindahan ciptaan manusia dengan hal-hal yang sakral yang datangnya dari kitab suci
Puisi "Ibu Indonesia" yang ditulis Sukmawati dan dibacakan di acara 29 tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 di Jakarta Convention Center, beberapa waktu yang lalu telah menjadi viral. Puisi ini dianggap menyinggung umat Islam. Hal itu memicu kemarahan sebagian umat Islam. Terdengar kabar almuni 212 akan menggelar demo di sejumlah kota, termasuk di Medan dalam waktu dekat ini.