Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Riyadh. Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, menegaskan kembali dukungan Saudi untuk Palestina. Komentar ini disampaikan Raja Salman usai ahli waris takhtanya, putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, menyebut Israel berhak hidup damai di tanahnya sendiri.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (3/4/2018), pernyataan Raja Salman itu disampaikan dalam panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (2/4) waktu setempat.
"Posisi teguh Kerajaan (Saudi) terhadap isu Palestina dan hak sah rakyat Palestina atas sebuah negara independen dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," demikian penegasan Raja Salman seperti dikutip kantor berita Saudi Presss Agency (SPA).
Dalam percakapan telepon dengan Trump, Raja Salman juga menekankan perlunya langkah maju dalam proses perdamaian Timur Tengah. Panggilan telepon ini dilakukan usai militer Israel menewaskan 16 warga Palestina dalam unjuk rasa di perbatasan Gaza-Israel, pekan lalu.
Laporan SPA tidak menyinggung soal komentar langka Pangeran Mohammed bin Salman soal Israel berhak hidup damai di tanahnya sendiri. Pernyataan ini menandai pergeseran penting dalam sikap kerajaan Saudi secara terbuka.
Pernyataan Pangeran Mohammed bin Salman itu disampaikan dalam wawancara dengan Jeffrey Goldberg, pemimpin redaksi majalah AS, The Atlantic. Jawaban itu disampaikan oleh putra mahkota Saudi ini saat ditanya soal: "Apakah rakyat Yahudi punya hak atas setidaknya bagian dari kampung halaman nenek moyang mereka?"
"Saya percaya bahwa setiap orang, di manapun, berhak untuk hidup di negara mereka dengan damai," jawab Pangeran Mohammed bin Salman yang tengah melakukan kunjungan selama tiga pekan di AS.
"Saya percaya warga Palestina dan Israel berhak untuk memiliki tanah mereka sendiri," imbuhnya. "Namun kita harus memiliki perjanjian damai untuk memastikan stabilitas bagi semua orang dan untuk memiliki hubungan yang normal," katanya. Selama ini, Saudi tidak mengakui Israel. Tidak ada hubungan diplomatik resmi antara Saudi dan Israel. Namun di belakang layar, perbaikan hubungan keduanya meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara sama-sama memandang Iran sebagai ancaman luar terbesar mereka dan AS sebagai sekutu mereka. (dtc)