Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan telah memberikan teguran kepada PT Pertamina (Persero) terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium di sejumlah daerah.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan surat teguran kepada Pertamina terkait masalah tersebut. Surat teguran telah diberikan beberapa waktu lalu.
"Itu benar, sama Kementerian (ESDM) ditulis surat ke Pertamina. Beberapa hari lalu ya," kata Arcandra di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/4).
Arcandra mengatakan bahwa pemerintah ingin agar Pertamina bisa menyediakan BBM jenis Premium sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat. Mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) 191/ 2014 maka Pertamina mendapat penugasan menyalurkan 7,5 juta kilo liter (KL) setahun.
"Sesuai dengan kebutuhan. Berapa kebutuhan Premium. Itulah yang kita inginkan," katanya.
Sementara itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengungkapkan pihaknya memberikan surat teguran terhadap Pertamina pada Rabu (4/4). Dalam surat itu, Kementerian ESDM meminta agar Pertamina segera menyalurkan Premium saat terjadi kelangkaan.
"Isinya, kalau ada kekurangan atau kelangkaan, segera di-supply. Begitu saja. Jangan sampai masyarakat kekurangan," katanya.
Walau tak menjelaskan secara rinci, namun Djoko mengatakan bahwa penyaluran Premium periode Januari-Maret 2018 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari catatannya, kekurangannya berkisar 50%.
"Yang menjadi surat itu landasannya penyaluran Januari-Maret tahun lalu dibanding periode Januari-Maret tahun ini lebih sedikit. Ini kan sudah ada kuota. Paling nggak kan konsumsinya sama, terus kalau dikurangi 50%, otomatis kurang. Kita tegur di situ," katanya.
Berdasarkan data BPH Migas, realisasi penyaluran Premium oleh Pertamina di Jawa dan Bali periode Januari-27 Maret 2018 sebanyak 774.435 kilo liter (KL) atau turun 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,5 juta Kl. (dtf)