Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerjanya selama satu tahun, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan laporan kinerjanya pada anggota DPRD. Laporan ini disampaikan pada nota pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun anggaran 2017, dalam Rapat Paripurna di Gedung DPRD Banyuwangi.
Dalam laporannya tersebut, Anas menyebutkan sejumlah capaian kerja pemerintah kabupaten Banyuwangi. Pertama, di bidang pendidikan. Dua inovasi yang digagas pemkab, yakni Gerakan Daerah Angkat Anak Putus Sekolah (Garda Ampuh) dan program Siswa Asuh Sebaya (SAS) mampu mengembalikan anak muda Banyuwangi agar terus bersekolah.
Inovasi Garda Ampuh ini, ungkap Anas, telah mampu mengentaskan 5.093 anak putus sekolah dari 5.191 jumlah anak putus sekolah yang terdata. Sementara program Siswa Asuh Sebaya (SAS), sebuah program inovasi yang mendorong empati dan solidaritas di kalangan pelajar ini, telah berhasil mengumpulkan dana mencapai Rp 12,8 miliar dan menjangkau lebih dari 20.000 siswa.
"Kedua inovasi sebagai salah satu cara kita untuk membangun modal sosial untuk membentuk generasi muda yang berkualitas di Banyuwangi," kata Anas di depan para anggota dewan dan undangan.
Capaian kinerja berikutnya, lanjut Anas, adalah pada percepatan pengentasan kemiskinan. Dengan menggandeng sinergi berbagai pihak, pemerintah berinovasi menciptakan program di antaranya ada call center lansia miskin sebatang kara, program rantang kasih, dan program bedah rumah. Yang terbaru adalah pengoperasian rumah susun sederhana sewa (rusunawa), yang disewakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
"Hasilnya, Badan Pusat Statistik (BPS) berhasil merilis angka kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi turun menjadi 8,64 persen dari angka 8,79 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Jatim sebesar 11,77 persen. Hal ini tentunya sangat menggembirakan dan menjadi penyemangat bagi pemerintah beserta seluruh stake holder untuk terus menggiatkan berbagai program pengentasan kemiskinan lainnya," ujar Anas.
Selanjutnya, capaian di bidang pertanian. Bidang ini telah berhasil membawa nama Banyuwangi melambung di tingkat nasional atas produktivitas gabahnya yang tinggi. Di tahun 2017 ini, produktivitas padi Banyuwangi tumbuh pesat melampaui di atas rata-rata nasional, dengan produktivitas mencapai 795 ribu ton gabah.
"Selain padi, Banyuwangi juga telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian sebagai salah satu daerah sentra pengembangan jeruk nasional. Ini suatu hasil dari kerja keras yang kita lakukan bersama," tandasnya.
Untuk memperkuat bidang pertanian ini, pemerintah juga telah membangun infrastruktur irigasi. Sejak tahun 2011, Pemkab telah membangun dan memperbaiki jaringan irigasi primer sepanjang 3.718 km, irigasi sekunder sepanjang 2.204 kilometer, dan irigasi tersier sepanjang 797 kilometer. "Jaringan tersebut mengairi sekitar 66.000 hektar sawah. Pada tahun ini juga dibangun 15 embung baru dengan kapasitas tiap embung mencapai 2.000 hingga 5.000 meter kubik," paparnya.
Capaian lainnya adalah sektor pariwisata. Sektor ini kata Anas, menjadi pengggerak yang efektif untuk pertumbuhan ekonomi Banyuwangi. Karena sifatnya yang inklusif, terkait langsung dengan banyak sektor konsumsi yang berbasis usaha rakyat. Mulai dari makanan, jasa transportasi, pemandu wisata, konveksi, hingga pertanian.
"Pariwisata ini investasinya murah, namun perputaran ekonominya sangat besar. Karena ada jutaan orang yang datang ke Banyuwangi," katanya.
Kontribusi pariwisata ini pun, tambah Anas, menjadi penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Banyuwangi. Bahkan angka kontribusinya meningkat dari 9,08 persen pada tahun 2011 menjadi 9,55 persen pada tahun 2017.
"Ini juga bisa dilihat dari jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Banyuwangi. Dari 865 ribu orang pada tahun 2012, kini menjadi 4,9 juta orang pada tahun 2017," ujarnya.
Atas seluruh capaian ini, Anas memastikan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Kabupaten Banyuwangi. Di tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi tumbuh sebesar 5,6 lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang mencapai 5,45 persen dan nasional 5,07 persen.
Sementara itu, total nilai investasi yang masuk ke Kabupaten Banyuwangi selama tahun 2017 mencapai Rp 2,3 triliun. "Indikator lainnya yang bisa dirasakan dari capaian ini adalah peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi dari Rp 32,46 triliun pada 2010 menjadi Rp 70,05 triliun tahun 2017. Pendapatan perkapita warga juga melonjak dari Rp 20,8 juta perorang pertahun pada 2010 menjadi Rp 43,65 juta perorang pertahun pada 2017," paparnya.
Sedangkan untuk inflasi, inflasi Banyuwangi pada tahun 2017 yang tercatat sebesar 3,17 persen adalah yang terendah dibanding kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Angka tersebut juga lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Jawa Timur sebesar 4,37 persen dan nasional sebesar 3,61 persen. "Atas capaian tersebut kami ucapkan terima kasih dan syukur alhamdulillah. Capaian positif ini sebagai hasil dari implementasi program-program inovatif yang didukung berbagai stakeholder," pungkas Anas. (dtc)