Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Arus perlawanan loyalis Anis Matta mengguncang keras internal PKS. Apa yang sebenarnya terjadi?
Tak ada asap kalau tak ada api, persoalan bermula dari pemberhentian sejumlah pengurus PKS di daerah. Yang dilengserkan adalah loyalis eks Presiden PKS Anis Matta.
"Yang paling akhir adalah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS Sumatera Selatan Ustadz Erza Saladin yang saya kenal baik sejak lama. Orang yang santun, baik, giat dan penuh dedikasi. Beliau dicintai dan dihormati kader," cerita Fahri Hamzah lewat Twitter seperti dikutip Kamis (5/4).
Fahri menyebut Ezra mendadak dipecat tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Pemberhentian loyalis Anis Matta ini berujung perlawanan kader PKS yang selama ini berada di barisan Anis Matta.
Mereka membuat video perlawanan yang diviralkan seketika. Satu persatu menyuarakan nafas perlawanan.
"Saya Muhammad Ridwan bersama 11 ketua DPD PKS Sumsel telah melakukan konfirmasi kepada kawilda Sumbagsel dan Presiden PKS terhadap pemberhentian Ustaz Erza Saladin dari Ketua DPW PKS Sumsel," ujar Muhammad Ridwan.
"Kami belum menemukan adanya kesalahan yang dilakukan, kesalahan terhadap AD/ART yang dilakukan oleh Ustaz Erza dalam pemberhentian tersebut," imbuh Ridwa seraya meminta penjelasan Presiden PKS Sohibul Iman.
Pemecatan orang Anis Matta itu berujung pada perlawanan serentak loyalis Anis Matta. Mereka menyebut DPP PKS sedang melakukan pembersihan terhadap loyalis Anis Matta.
Isu pun bergulir semakin panas dan sudah jadi bahan perbincangan serius di DPP PKS. Alih-alih mengklarifikasi yang sebenarnya terjadi, elite DPP PKS memilih menepis isu pembersihan orang-orang Anis Matta.
"Kalau ada isu pembersihan loyalis-loyalis Anis di DPP PKS, saya tidak mendengar isu itu dan kayaknya tidak seperti itu," kata salah satu unsur pimpinan DPP PKS, Nasir Djamil di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/4).
Bagi Nasir kalau ada pengikut setia Anis Matta yang tak masuk dalam jajaran pengurus DPP itu wajar saja dalam organisasi.
Nasir menuturkan, PKS selalu mengedepankan persaudaraan dalam berpartai. Kalaupun ada gerbong kepemimpinan yang terangkut, menurutnya itu hal biasa dalam politik.
"Kalau kemudian ketika pimpinan ini dijabat seseorang, lalu gerbong yang lain tidak terangkut, sedikit yang terangkut karena sudah ada penumpang-penumpang lainnya. Karena, gerbong sebelumnya itu nggak bisa kemudian diangkat atau dipindah ke gerbong yang baru ini. Biasa itu," tegas dia.
Lantas apa ujung perlawanan loyalis Anis Matta ini? Yang jelas Nasir meyakini internal PKS akan tetap siap dan solid menghadapi Pilpres 2019.(dtc)