Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Internal PKS bergejolak digoyang loyalis Anis Matta yang tengah terluka. Fahri Hamzah yang juga salah satu loyalis Anis mengungkit kisah lalu terbuangnya eks Presiden PKS itu dari pusaran inti partai.
Setelah menuding PKS melakukan bersih-bersih loyalis Anis Matta, kini Fahri mengungkit soal PKS yang seakan 'membuang' mantan pimpinannya sendiri. Setelah turun dari posisi presiden PKS, Anis tak mendapat jabatan strategis.
Anis mendapat posisi Ketua Bidang Kerja Sama Internasional. Padahal Anis disebut telah banyak berjasa membangun partai usai pimpinan sebelumnya, Luthfi Hasan Ishaaq terseret kasus korupsi.
"Seperti ketika Anis Matta dulu sukses menyelamatkan partai tiba-tiba dia tidak ada jabatan. Dikasihlah satu tempat yang kalau di dalam orde baru dulu itu istilahnya itu didubeskan," ujar Fahri, kepada wartawan, Jumat (6/4).
Fahri menyebut cara 'didubeskan' ini adalah gaya orde baru. Bila ada yang membuat marah pimpinan, maka pejabat tertentu akan dicopot dari posisi strategis dan sebagai gantinya lalu dipindah menjadi duta besar (dubes).
"Dan semua tindakan DPP sekarang itu spesifik sifatnya itu (didubeskan)," ucapnya.
Isu bersih-bersih loyalis Anis Matta dilontarkan oleh Fahri. Salah satu yang dipecat adalah Ketua DPW PKS Sumatera Selatan Erza Saladin. Kader PKS yang menjalin komunikasi dengan Anis dan Fahri disebut akan diberi sanksi oleh DPP PKS.
"Pokoknya kena kepada orang yang punya masalah, kritik dengan DPP atau ketahuan bertemu dengan saya atau mendengar ceramahnya Pak Anis Matta," ungkap Fahri.
PKS membantah melakukan pemecatan. Mereka menyebut partainya sedang melakukan optimalisasi peran atau tour of duty di dalam kepengurusan partai sehingga rotasi pengurus disebutnya adalah hal biasa.
Fahri pun menuturkan, tidak ada istilah tour of duty di dalam ketentuan AD/ART PKS. Ia kemudian menuding PKS sedang 'melayani' keinginan pemimpinnya.
"Soal terminologi tour of duty, kebetulan saya berkuliah dan menuntaskan studi saya di bidang mikro ekonomi sehingga saya mengerti apa yang disebut sebagai tour of duty itu. Tour of duty itu harus diregulasi," kata Fahri.
"Tidak ada ketentuan tentang tour of duty di dalam AD/ART PKS. Sehingga sebenarnya yang terjadi adalah melayani pimpinan saja," imbuhnya.
Keanggotaan Fahri di PKS sendiri juga masih belum jelas. PKS memecat Fahri namun Wakil Ketua DPR itu masih melawan melalui jalur hukum dan kini prosesnya sudah sampai di tingkat kasasi, namun belum ada keputusan.
Ia menyebut, pengurus-pengurus yang dipecat tidak diajak berdiskusi terlebih dahulu. Pemecatan dituding Fahri dampak dari kedekatan dengan Anis dan dirinya.
"Itu saja dasarnya. Orang tidak diajak berbicara, apalagi ada ketentuan tour of duty itu sebetulnya teori promosi. Itu justru tidak terjadi, orang itu diganti dan tidak diberikan tempat," tutup Fahri. (dtc)