Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Damaskus. Otoritas Suriah mencurigai ada serangan rudal dari Amerika Serikat (AS) terhadap salah satu pangkalan udara besar miliknya. AS telah menyangkal hal itu dengan menegaskan pihaknya tidak sedang melancarkan serangan udara ke wilayah Suriah.
Seperti dilansir Reuters, Senin (9/4), televisi nasional Suriah awalnya melaporkan ada beberapa kali suara ledakan yang terdengar dari pangkalan udara T-4 di dekat Homs, Suriah. Dilaporkan juga bahwa ada korban jiwa akibat serangan rudal AS itu.
Seorang sumber militer Suriah yang dikutip televisi nasional Suriah menyebut sistem pertahanan udara telah menembak jatuh delapan rudal yang ditembakkan ke pangkalan udara dekat Homs itu. Para pengamat pertahanan menyebut ada pengerahan pasukan militer Rusia besar-besaran di pangkalan udara tersebut. Jet-jet tempur yang melancarkan serangan ke area-area pemberontak Suriah diketahui lepas landas dari pangkalan itu.
Televisi nasional Suriah menyebut ada beberapa korban tewas dan luka-luka akibat serangan rudal itu.
"Sebuah agresi dilakukan terhadap pangkalan udara T-4 dalam beberapa serangan yang kemungkinan besar merupakan serangan Amerika," sebut televisi nasional Suriah dalam tayangan beritanya.
Menanggapi tudingan Suriah itu, Pentagon atau Departemen Pertahanan AS melontarkan bantahan. Ditegaskan Pentagon bahwa militer AS tidak sedang melancarkan serangan udara ke Suriah.
"Untuk saat ini, Departemen Pertahanan sedang tidak melancarkan serangan udara di Suriah," demikian pernyataan Pentagon. "Namun kami terus memantau situasi secara saksama dan mendukung upaya-upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk meminta pertanggungjawaban pihak yang memakai senjata kimia, di Suriah dan sebaliknya," imbuh pernyataan itu.
Secara terpisah, juru bicara militer Israel menolak berkomentar soal serangan rudal di Suriah. Namun diketahui bahwa Israel pernah beberapa kali menyerang sejumlah lokasi militer Suriah, menyerang konvoi dan pangkalan milisi yang didukung oleh Iran, yang bertempur bersama pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad.
Sebelumnya pada Minggu (8/4) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump menegaskan ada 'harga mahal yang harus dibayar' setelah kelompok kemanusiaan melaporkan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita, tewas akibat gas beracun di Douma, yang merupakan daerah kantong pemberontak Suriah.(dtc)