Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Purworejo. Rangkaian gerbong kereta api yang parkir di atas jalur rel lama di Purworejo dikeluhkan warga jadi tempat mesum. Padahal di saat yang lain, gerbong-gerbong ini jadi buruan fotografer.
Sekitar 100 gerbong mengular di atas rel di pinggiran Desa Besole, Kecamatan Bayan ini. Keberadaan rangkaian kereta yang mangkrak tersebut memang ramai dijadikan ajang foto selfie terutama bagi kawula muda.
"Ya banyak yang foto-foto terutama kalau pas sore atau hari libur, anak-anak juga ramai main di situ," ucap warga setempat, Suminah (50) ketika ditemui detikcom tak jauh dari gerbong kereta, Rabu (11/4/2018).
Jika ingin ke tempat selfie gratis namun keren tersebut, kita bisa menuju ke sana baik dengan menggunakan mobil atau sepeda motor. Jika sudah melintasi jalan utama Purworejo-Kutoarjo maka berhentilah ketika sampai di depan Koramil Bayan. Setelah itu, belok ke arah selatan sekitar 100 meter maka rangkaian gerbong tua itu akan terlihat menunggu kita.
Dinding gerbong yang sebagian sudah diberi lukisan memberikan pilihan tersendiri bagi siapapun yang akan menjepretnya. Namun jangan khawatir, jika hendak berfoto di gerbong yang tidak dilukis maka deretan gerbong lain yang masih asli juga terpampang.
Kita juga bisa memilih spot-spot unik dan keren seperti berdiri di atas gerbong, bergelantungan di pintu atau di antara penyambung antar gerbong. Pemandangan hamparan sawah juga disajikan sebagai latar belakang yang menambah suasana semakin indah dan alami.
Keberadaan gerbong tua yang terbentang di atas rel jurusan Purworejo-Kutoarjo itu memang menjadi magnet penggemar fotografi di Purworejo dan sekitarnya. Banyak fotografer yang menghajar obyek unik itu dengan jepretan kamera dari berbagai sudut.
Seorang fotografer Purworejo, Arif Gunawan Abdul Madjid (44) menuturkan bahwa keberadaan gerbong tua yang terbentang di atas rel jurusan Purworejo-Kutoarjo itu memang menjadi magnet penggemar fotografi. Ia berharap agar tempat tersebut tidak disalahgunakan.
"Tempatnya bagus buat fotografi, emang agak ekstrim tapi keren. Beberapa kali saya ambil obyek di sana, sayang kalau sampai dirusak oleh orang yang tidak bertanggungjawab dengan berbuat asusila," ucapnya.
Sementara itu, Manajer Humas PT KAI DAOP V Purwokerto Ixfan Hendriwintoko yang dihubungi detikcom mengatakan, gerbong-gerbong tersebut dulunya digunakan untuk mengangkut semen dan pasir kwarsa. Gerbong lama buatan tahun 1964 itu dihentikan sejak tahun 2010 dan menjadi aset PT KAI.
"Statusnya gerbong konservasi alias masuk daftar gerbong rucat atau afkir, dulu digunakan untuk angkutan semen sama pasir kwarsa sebelum tahun 2000 an dan berhenti operasi tahun 2010 namun masih masuk daftar aset yang harus dimankan. Kami juga meminta kepada warga sekitar untuk membantu menjaga aset tersebut dan mengingatkan jika ada yang menyalahgunakan," kata Ixfan. (dtc)