Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 akan berada di level 5,3%. Proyeksi itu sejalan dengan pemulihan global serta kuatnya permintaan domestik.
Senior Economist World Bank Derek Chen mengatakan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus naik ini juga bagus untuk investasi.
"Kita tidak memprediksi per kuartal seperti itu. Kita prediksi Indonesia di 2018 itu 5,3%, naik dari 5,1% di 2017. Sangat kuat. Jadi anda bisa berinvestasi," kata Derek di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Kamis (12/4).
Perbaikan ekonomi nasional juga didorong pemulihan faktor-faktor pendukung, salah satunya laju konsumsi. Menurut Derek konsumsi akan naik seiring ajang pemilihan kepala daerah yang berlangsung tahun ini.
Sementara itu Chief Economist World Bank untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Sudhir Setty mengungkapkan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik diperkirakan akantetap kuat dan mencapai 6,3% pada 2018.
Berdasarkan laporan Bank Dunia, kata Sudhir pemerintah disarankan untuk tetap mewaspadai dan mengatasi tantangan yang muncul. Tantangan jangka pendek seperti kenaikan suku bunga yang lebih cepat, perang dagang.
Hal itu membutuhkan kebijakan moneter yang lebih ketat dan penyangga fiskal yang lebih besar, salah satunya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, investasi, produktivitas dan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Meskipun prospek pertumbuhan di kawasan positif, ada berbagai tantangan bagi pembuat kebijakan dalam jangka pendek dan menengah," kata Sudhir.
Dia mengungkapkan, pertumbuhan China diperkirakan sedikit melambat menjadi 6,5% pada 2018. Perlambatan tersebut karena ekonomi mereka terus melakukan penyeimbangan dari investasi menuju konsumsi domestik.
Di luar China, Sudhir mengatakan pertumbuhan negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik diperkirakan tetap stabil di level 5,4% pada 2018.
Pertumbuhan di Indonesia dan Thailand diperkirakan akan menguat pada 2018, dengan meningkatnya prospek untuk investasi dan konsumsi swasta. Di Filipina, pertumbuhan kemungkinan akan tetap stabil.
Di Malaysia dan Vietnam, pertumbuhan diperkirakan akan menurun, karena investasi publik moderat untuk Malaysia. Sementara Vietnam karena produksi pertanian menjadi stabil.(dtf)