Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Pemerintah telah menetapkan sampai akhir 2019 tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar. Keputusan tersebut diambil karena untuk menjaga tingkat konsumsi masyarakat dan mengendalikan inflasi.
Namun, Bank Dunia (World Bank) menilai harga BBM tidak selamanya bisa ditetapkan di satu harga saja. Apalagi, komponen harganya sangat bergantung dengan harga minyak dunia.
"Saya melihat pemerintah mencoba untuk make sure bahwa inflasi tidak mengalami peningkatan yang signifikan karena akan berpengaruh ke private consumption. Tapi di sisi lain kita juga khawatir, kita tidak bisa membuat harga BBM itu konstan selamanya, terlebih jika krisis global meningkat," kata Senior Economist World Bank Derek Chen di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Kamis (12/4).
Dengan harga minyak dunia yang terus bergerak naik maupun turun, harga BBM yang dijual pun melakukan penyesuaian. Hanya saja, kata Derek, penyesuaian yang dilakukan tidak bisa langsung secara penuh melainkan harus bertahap.
"Cepat atau lambat, kita harus membiarkannya (mengalami penyesuaian). Mungkin penyesuaian harganya besar atau mungkin secara bertahap, Kita berharap tidak terlalu besar penyesuaiannya, karena itu akan sedikit mengacaukan," ujar dia.
Derek mengatakan keputusan untuk tidak melakukan penyesuaian harga BBM di saat harga minyak dunia tinggi juga akan memberikan dampak terhadap perusahaan dalam hal ini Pertamina dan PLN untuk bahan bakar pembangkit listrik.
"Kadang, jika kita membiarkan harga BBM tetap terus krisis keuangan global meningkat, badan usaha harus menanggung gap (antara harga minyak dunia dengan harga BBM). Ini akan mengacaukan untuk Pertamina atau PLN," tutup dia. (dtf)