Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. World Bank (Bank Dunia) mengucurkan anggaran untuk pengembangan beberapa kawasan strategis di beberapa tempat wisata di Indonesia. Salah satunya untuk pengembangan kawasan di Danau Toba.
Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono mengatakan itu usai menghadiri Musyawarah Perencanaan Pengembangan (Musrenbang) Provinsi Sumatera Utara (Provsu), di Medan, Kamis (12/4/2018).
Dia mengakui Bank Dunia sudah menyalurkan US$ 300 juta untuk kawasan Borobudur, Lombok, dan Danau Toba. "Saya kurang tahu pasti berapa untuk Danau Toba. Yang jelas porsi untuk Lombok yang sedikit. Borobudur dan Danau Toba yang besar," katanya menjawab pertanyaan wartawan.
Hadi mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan Integrated Tourism Masterplan (ITM). Namun, katanya, meskipun masih dalam tahap perencanaan, anggaran dari World Bank sudah bisa dipakai kalau dibutuhkan segera.
"Bukan hanya untuk perencanaan tapi untuk fisiknya. Jadi kalau dalam empat bulan ke depan sudah siap maka dana sudah bisa dipakai. Ada empat sektor yang difokuskan, yakni jalan, sumber daya air, cipta karya (sanistasi, air minum, sampah) dan perumahan. Mematangkan mana yang sudah layak untuk dilaksanakan dari keempat sektor. Kita mau terpadu," terangnya.
Selain itu, katanya, fokus pengembangan kawasan juga pada integrated rest area yang juga menggunakan anggaran dari World Bank. Dia mengatakan, sesuai dengan permintaan Presiden RI Joko Widodo ada tiga rest area yang akan dibangun menuju kawasan Danau Toba, yakni ke arah selatan tepatnya di Silangit (Tapanuli Utara), arah barat di Tele, dan utara di Karo. "Di kawasan Merek sudah punya lahan sekitar 5 hektare," ucapnya.
Pihaknya juga telah melakukan survei ke pelabuhan yang ada di kawasan Danau Toba, seperti dermaga di Tomok. Survei dilakukan dalam rangka akan dilakukan penataan pemukiman agar nantinya kawasan pemukiman yang ada di pinggiran danau tidak terkesan kumuh.
"Dalam planning-nya akan dibuat plaza parkiran agar lebih teratur," katanya.
Untuk mempercepat pengembangan kawasan Danau Toba, maka kucuran dari World Bank itulah nantinya yang akan membiayai pembangunan kawasan Danau Toba. "Kalau mau cepat pakai dana itu. Kalau pakai reguler sudah terkunci dan tidak cukup," katanya.
Katanya, pihaknya bersama World Bank juga telah melakukan survei mengenai lingkungan dan lahan yang ada di kawasan Danau Toba. Sebab, katanya, persoalan lahan seringkali menjadi penghambat. Apalagi, ada adat atau tradisi yang harus dihargai di sana. Untuk penertiban pedagang yang sudah lama ada di Tomok, katanya, tidak akan dilakukan penggusuran tapi diperluas.
"Seperti adanya pemakaman leluhur yang gak mungkin kita terobos. Untuk pembangunan jalan misalnya, kita juga sudah meneliti mana lahan yang rawan longsor, kan gak mungkin kita lurus-lurus kan saja. Ada belok-beloknya. Kita survei semuanya," ujarnya.
Pihaknya, ujarnya, juga sudah berkoordinasi dengan instansi lainnya. Seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang juga mempromosikan kawasan itu ke swasta.
"Jangan pakai anggaran APBN saja tapi juga melibatkan swasta. Misalnya bagaimana mengembangkan industri kerajinan dan Kemenpar yang melibatkan sekolah-sekolah untuk memenuhi SDM di hotel-hotel. Kita bekerja sama dengan mereka," pungkasnya.