Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, Rudi Ariffianto,mengatakan, kenaikan harga pertalite tidak bisa dielakkan seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia.
Selain karena mengantongi payung hukum yang mengatur, seperti Permen ESDM Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perhitungan Hatga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, Pertamina dalam menaikkan harga Pertalite itu juga dalam upaya menstabilkan financing (keuangan).
Muaranya adalah untuk menjamin keberlangsungan produksi minyak serta untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak Pertamina ke depan untuk melayani tingginya kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia
Rudi mengatakan itu pada dialog publik bertajuk "Analisa Dampak Kenaikan BBM Non Subsidi di Provinsi Sumut" digelar Forum Wartawan Media Konsumen Indonesia (Forwamki), di Medan Club, Jalan Kartini Medan, Kamis malam (12/4/2018) malam.
Rudi menjelaskan, saat ini Pertamina fokus membangun kilang-kilang baru dan upgrade kilang.yang kurang produktif karena berumur tua. Tidak hanya itu, investasi kilang minyak juga dilakukan ke luar negeri, seperti Iran, Alzajair, Irak dan bahkan Malaysia.
"Ini memang jadi fokus Pertamina untuk meningkatkan produksi minyaknya. Sebab gap antara kebutuhan dan pasokan minyak di Indonesia sangat besar, lebih tinggi permintaan daripada suplai," kata Rudi.
Kebutuhan minyak di Indonesia mencapai 1,2 juta kiloliter (kl) per hari. Sementara pasokan yang ada hanya sekitar 600.000 kl, untuk menutupi kekurangan harus melalui impor seperti dari Singapura.
"Setiap hari begitu, kami mendatangkan minyak dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan minyak masyarakat kita sehari-hari, nah inikan tentu membutuhkan biaya," sebutnya.
Dalam rencana bisnis Pertamina yang juga sudah disetujui negara dalam hal ini pemerintah selaku pemilik 100% Pertamina, fokus pada arah meningkatkan produksi minyak lewat pembangunan kilang baru, upgrade kilang berumur tua dan investasi kilang ke luar negeri.
"Tentu hal itu kan membutuhkan biaya besar. Sebah itulah dana yang dimiliki Pertamina sekarang harus dikelola dengan baik, jangan sampai berantakan yang ujung-ujungnya mengganggu.rencana peningakatan produksi. Dalam hal ini kebijakan untuk menaikkan Pertalite menjadi tuntutan," kata Rudi.
Koordinator Wilayah I Sumut-NAD Pengurus Pusat GMKI, Swangro Lumbanbatu menyoroti kurangnya sosialisasi di masyarakat sebelumnya akan rencana menaikkan harga Pertalite itu. Di sisi lain, Swangro juga menekankan harus dilaksanakannya dengan baik aspek transparansi dan profesionalisme di tubuh Pertamina.
Ketua PKC PMII Sumut Bobby Dalimunthe mengatakan, sekecil apapun besaran kenaikan BBM, tetap berdampak di masyarakat, seperti masyarakat miskin, naiknya biaya produksi industri yang berdampak pada kesejahteraan kaum pekerja di tengah kenaikan UMP yang hanya sekali setahun.