Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Proyek pembangunan jalan By Pass Balige yang dimulai dari Desa Tambunan dan berakhir di Desa Hinalang, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa ) mempergunakan dana APBN dikeluhkan warga sekitar. Sebab, kehadiran proyek selain membuat lahan pertanian tidak produktif, juga para pekerja warga setempat yang tergabung dalam subkontraktor belum dibayar.
“Proyek ini harus dipertanyakan langsung kepada kementerian, bagaimana disain atau bentuk pekerjaan yang sebenarnya. Menurut papan proyek tertulis bahwa pekerjaan dilaksanakan PT Karya Agung Pratama Cipta dimulai 17 Mei 2017 dan lama pelaksanaan selama 210 hari kalender. Tetapi hingga saat ini sudah lebih dari 400 hari masih dikerjakan,” ujar warga setempat, Sudung Tambunan, Jumat (13/4/2018) di Desa Tambunan.
Dia mengatakan, kalaupun proyek mengalami keterlambatan hendaknya pihak perwakilan dari Kementrian PUPR tetap ada di lokasi. Sebab, segala sesuatu permasalahan yang terjadi dapat disampaikan secara persuasif dan untuk ditindaklanjuti.
“Coba kutanya dulu, semua yang bekerja di sini mengaku sebagai pekerja, kalau ada yang perlu disampaikan kepada siapa, tak mungkin kepada tukang atau operator alat berat,” sebutnya juga menyesalkan di areal proyek tidak ada kantor perwakilan apakah dari kementrian maupun kontraktor.
Senada disampaikan Eli Tambunan, warga lainnya. Ia mengatakan, dikarenakan pekerjaan proyek yang tidak kunjung selesai, membuat lahan persawahan di sepanjang proyek menjadi tidak produktif. Karena selama pelaksanaan proyek saluran irigasi tidak mengalirkan air.
“Anggota DPRD Tobasa sudah mengetahuinya, mereka sudah meninjau keluhan kami dan ternyata benar sejumlah saluran irigasi tidak berfungsi, akan tetapi, apa kekuatan anggota DPRD kita mungkin hanya sebagai masukan hasilnya nol,” kesalnya.
Tidak hanya itu, disampaikan oleh Eli, baru-baru ini sejumlah subkontraktor yang juga sebagai warga setempat sempat menutup pintu proyek dikarenakan pihak kontraktor tidak komitmen untuk melunasi pelaksanaan pekerjaan yang telah disubkan.
“Sebenarnya, warga sangat mendukung keberadaan pembangunan di daerah ini. Akan tetapi jangan karena proyek juga membuat warga rugi. Kalau pertanian sementara terkendala tidak jadi masalah kalau sifatnya sementara, itu pun harus dinyatakan secara jelas,” katanya.
Anggota DPRD Tobasa, Sabaruddin Tambunan mengakui bahwa pihaknya telah menyampaikan keluhan warga ke pihak eksekutif berdasarkan hasil kunjungan mereka ke lokais proyek.
“Kita lihatlah nanti setelah direalisasikan anggaran. Kami sudah usulkan irigasi mana yang perlu diperbaiki,” ujarnya.