Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Qualcomm sudah berusaha mengakuisisi NXP Technologies sejak 2016, namun hingga kini proses akuisisinya belum bisa selesai, karena 'perang' antara pemerintah AS dan China.
Tawaran terakhir Qualcomm untuk saham NXP Technologies adalah USD 127,5 perlembar saham, dengan nilai total USD 44 miliar. Namun transaksi tersebut belum bisa diselesaikan karena belum ada lampu hijau dari badan regulator China, yang merupakan negara asal NXP Technologies.
Pemerintah China tampaknya tak tertarik untuk memberi izin Qualcomm -- perusahaan asal AS --untuk mengakuisisi perusahaan China. Terlebih lagi akuisisi ini akan punya dampak sangat penting bagi masa depan Qualcomm.
Seperti diketahui, saat ini antara pemerintah AS dan China tengah berperang, terkait keputusan Trump untuk meningkatkan tarif impor untuk produk dari China.
NXP Technologies saat ini adalah perusahaan pembuat chip untuk industri otomotif yang terbesar di dunia, dan Qualcomm adalah perusahaan pembuat chip yang fokus untuk perangkat mobile.
Akuisisi NXP tersebut akan membuat Qualcomm menjadi pemimpin industri di bidang otomotif. Sepertinya Qualcomm mau mengurangi ketergantungannya pada industri perangkat mobile, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Sabtu (14/4/2018).
Namun sayangnya akuisisi itu harus terganjal hubungan perdagangan yang kurang baik antara AS dan China. Qualcomm sendiri punya waktu sampai 25 April mendatang untuk menyelesaikan akuisisi NXP. (dtn)