Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - London. Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May menjelaskan keputusannya ikut menyerang Suriah bersama Amerika Serikat (AS) dan Prancis. PM May menyebut tidak ada alternatif lain untuk menangkal penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/4), PM May menyebut serangan udara ke wilayah Suriah itu sebagai 'serangan terbatas dan terarah'.
"Tidak ada alternatif lain yang bisa dilakukan selain penggunaan kekuatan (militer) untuk melemahkan dan menangkal penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah," tegas PM May dalam pernyataannya yang disiarkan televisi Inggris.
"Ini bukan soal mengintervensi perang sipil. Ini bukan soal perubahan rezim," imbuhnya. "Ini soal serangan terbatas dan terarah yang tidak akan memperluas ketegangan di kawasan dan yang akan melakukan semuanya yang mungkin demi mencegah jatuhnya korban jiwa dari kalangan warga sipil," sebut PM May.
Lebih lanjut, PM May menyatakan sejumlah informasi signifikan termasuk intelijen menunjukkan pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad bertanggung jawab atas dugaan serangan gas kimia beracun di Douma pada 7 April lalu.
"(Serangan udara) Ini akan mengirimkan sinyal yang jelas kepada semua pihak yang meyakini mereka bisa menggunakan senjata kimia dengan impunitas (tanpa dihukum)," ujarnya.
Aksi militer semacam ini merupakan yang pertama dilakukan Inggris terhadap rezim Assad di Suriah. PM May menegaskan pihaknya telah mempertimbangkan secara matang aksi militer ini.
"Ini pertama kalinya sebagai Perdana Menteri, saya harus mengambil keputusan untuk mengerahkan Angkatan Bersenjata kita dalam pertempuran -- dan ini bukan keputusan yang saya ambil secara mudah. Saya mengambil keputusan ini karena saya menilai aksi ini masuk dalam kepentingan nasional Inggris," tandas PM May.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Inggris menyebut ada empat jet tempur Tornado milik Inggris yang menembakkan sejumlah rudal Storm Shadow ke sebuah pangkalan militer Suriah yang berjarak 24 kilometer sebelah barat Homs. "Sebuah bekas pangkalan rudal ... tempat rezim (Suriah) diduga menyimpan senjata kimia," sebut Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataannya.
Ditegaskan Kementerian Pertahanan Inggris, bahwa target serangan dipertimbangkan dan ditentukan dengan sangat teliti. Kementerian Pertahanan Inggris menyebut serangan rudal itu berlangsung sukses. "Indikasi awal menyatakan bahwa presisi senjata Storm Shadow dan perencanaan target yang teliti berujung pada serangan yang sukses," imbuh pernyataan itu. (dtc)