Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai memanggil 22 mantan dan anggota DPRD Sumut di Mako Brimob Poldasu, Jalan Wahid Hasyim, Medan, Senin (16/4/2018). Ke-22 orang itu dimintai keterangan untuk 38 tersangka anggota DPRD Sumut periode 2009-2014 dan 2014-2019 dalam kasus suap mantan Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho.
Pantauan medanbisnisdaily.com di Mako Brimob sekitar pukul 10.32 WIB, belum ada terlihat mantan dan anggota DPRD Sumut yang hadir untuk diperiksa. Hanya dua orang berpakaian PNS yang buru-buru masuk ke Aula utama Mako Brimob.
Wartawan yang ingin mendekat ke gedung utama, tempat dilakukan pemeriksaan tidak diperbolehkan personel Brimob yang bertugas. Pergerakan wartawan dibatasi hanya pada pos yang sudah disiapkan.
Sebelumnya, Juru Bicara KPK, Febri Diansyah menyebut, penyidik KPK akan lakukan pemeriksaan terhadap 22 orang saksi yang merupakan anggota DPRD Sumut untuk 38 tersangka.
"Hal ini merupakan kelanjutan dari pemeriksaan terhadap sekitar 50 saksi sebelumnya," sebut Juru bicara KPK Febri Diansyah dalam keterangan persnya.
Pemeriksaan lanjutan terhadap saksi ini, kata Febri, untuk mendalami dan memilah dugaan penerimaan terhadap 38 anggota DPRD Sumut yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Terutama hubungannya dengan kewenangan dan periode jabatan masing-masing. Karena diduga penerimaan suap terkait dengan 4 kondisi mulai dari persetujuan laporan pertanggungjawaban Gubernur hingga membatalkan interpelasi DPRD," sebutnya.
"Kami ingatkan agar para tersangka dan saksi dalam kasus ini koperatif agar dapat dipertimbangkan sebagai faktor yang meringankan," pesannya.
Shandy, salah seorang personel Brimob mengaku sudah ada beberapa anggota dewan yang hadir untuk diperiksa penyidik KPK. "Kayaknya sudah ada yang datang pagi tadi, cuma gak tahu siapa namanya," sebutnya.
Shandy menuturkan, pintu masuk dan keluar untuk para saksi yang diperiksa KPK dipusatkan di pintu utama.
"Jadi teman-teman (wartawan) bisa lihat sendiri siapa yang masuk dan keluar. Pintu samping tidak ada yang dibuka," katanya.