Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily – Medan. Band Jamrud menyisakan catatan indah bagi pengunjung Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), Minggu malam, (15/4/2018).
Krisyanto dan kawan-kawan mempurnakan konsernya lewat lagu-lagu yang familiar di telinga penonton yang jumlahnya diperkirakan sekitar 8 ribu orang. Di antaranya Berakit-rakit , Surti Tejo, Putri, Selamat Ulang tahun, Pelangi di Matamu.
Hampir sepanjang pertunjukan, penonton ikut bernyanyi lagu demi lagu. Di sisi lain, Khrisyanto pun kerap membangun dialog dengan penonton saban kali selesai membawakan lagu. Hal yang sama juga dilakukan Azis, gitaris veteran dalam kelompok ini. Ia beberapa kali mengimbau penonton di bagian kiri agar tertib.
”Kasihan yang datang untuk menonton,” imbaunya.
Azis yang memotong pendek rambutnya sempat pula meminta petugas mobil pemadam kebakaran menyeprotkan air ke kerumunan penonton di bagian depan yang berdesak desakan, namun ia mengingatkan supaya handphonenya disimpan dulu biar jangan basah.
Jamrud malam itu tampil dalam dua versi, elektrik dan akustik. Lagu Surti dan Pelangi di Matamu, dibawakan dalam versi akustik plus. Jam terbang yang tinggi, membuat band ini tampil sangat mengesankan. Jamrud tahu memanjakan penonton terutama Jammers –sebutan untuk fans Jamrud- dengan dialog-dialog sehingga terbangun suasana karab dan kebersamaan. Tak hanya bernyanyi dan berteriak halo Medan seperti kebanyakan band-band belia. Bahkan Yanto menyapa dengan panggilan Lae, sementara Azis yang masih berlatar belakang Batak sempat pula menyapa dalam bahasa Tapanuli diikuti membawakan lagu Tapanuli yang dimodifikasi dalam versi rock.
Menariknya, bayangan bahwa penonton Jamrud didominasi usia 40 an ke atas mengingat band ini sudah sejak 80-an berkiprah di industri musik ternyata tak terbukti.
Banyak justru penonton penonton usia belasan dan 20-an tahun dan ikut bernyanyi. Tak ayal ketika akan membawakan lagu Surti Tejo yang liriknya vulgar, gitaris Azis sempat minta maaf karena lagunya lagu orang dewasa dan supaya diambil saja hikmah dari kisah lagu tersebut serta memesankan kepada orangtua supaya menjaga anaknya jangan sampai mengalami seperti Surti dan pacarnya.
Begitupun, generasi 30-an ikut juga datang menonton. Erna Winda, misalnya, seorang pengusaha event di Medan mengungkapkan ia sengaja datang malam itu khusus untuk menonton Jamrud.
”Saya kemari memang khusus mau nonton Jamrud,” ujarnya didampingi suaminya Charles.
Selama satu jam lebih, Jamrud mengaduk emosi penonton didukung oleh sound system yang bagus dan tata lampu yang maksimal. Konser Jamrud malam tadi juga sekaligus sebagai pemuncak dari pertunjukan musik di panggung utama PRSU selama sebulan sejak digulirkan 16 Maret lalu.
Hal lain yang patut dipuji adalah sikap sportifitas para penonton Medan, sehingga selama pertunjukan keamanan terkendali kecuali sebagian kecil penonton usil menganggu penonton lain.
PRSU sendiri dijadwalkan akan ditutup secara resmi pada malam hari ini. Acara penutupan direncanakan dihadiri perwakilan dari kementerian Pariwisata RI serta Gubernur Sumut HT Erry Nuradi.