Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kemampuan, karakteristika, dan kepribadian Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) Sumatera Utara (Sumut) merupakan tiga aspek kepemimpinan yang menjadi sorotan utama dalam survei yang diselenggarakan oleh Politika Research Center (PRC).
"Survei yang berlangsung akhir bulan Maret 2018 lalu bertujuan untuk mengukur persepsi publik berkaitan dengan figur atau sosok pemimpin yang dirindukan masyarakat Sumut lima tahun ke depan," ujar Direktur PRC Rio Prayogo dalam persentase press release kepada wartawan, Senin (16/4/2018).
Menurut Direktur PRC Rio Prayogo, aspek kemampuan yang diteliti berkaitan dengan penyelesaian ketimpangan sosial, pengentasan kemiskinan, perbaikan infrastruktur, penanggulangan premanisme, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), pengelola Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan, perwujudan tata kelola pemerintahan yang bersih, peningkatan kemandirian dan daya saing daerah, dan pengalaman dalam memimpin pemerintahan.
Dikatakan, Aspek karakteristik menyoroti ciri khas pasangan Cagub-Cawagub dalam hal menghargai perbedaan, adil dan mampu merangkul semua pihak, menguasai masalah pembangunan, dapat dipercaya, rendah hati dan mengayomi masyarakat, berpengalaman dalam memimpin, kaya gagasan dalam memajukan daerah, dan keserasian dan saling melengkapi sebagai pasangan Cagub-Cawagub.
Dijelaskan, kepribadian yang dimaksud meliputi sikap jujur dan anti korupsi, bijaksana dan tegas dalam mengambil keputusan, ramah dan komunikatif kepada masyarakat, sederhana dalam hidup, dan mudah diminta menghadiri acara yang dibuat masyarakat.
Disebutkan, berdasarkan kemampuan, karakteristik dan kepribadian Cagub-Cawagub Sumut dalam simulasi dua pasang, Eramas mendapat dukungan publik 48,7%. Sedangkan Djoss 38,3%. "Dukungan dari pemilih JR Saragih-Ance Selian sebagian besar beralih ke pasangan Djoss," ungkapnya.
Dikatakan, mayoritas pemilih juga sudah mentap dengan pilihannya dan tidak lebih dari 35% pemilih yang mengaku mungkin mengubah pilihan atau belum menentukan pilihan. "Ada pun faktor yang cukup dominan mengubah pilihan publik adalah tawaran program pasangan lawan lebih meyakinkan untuk perubahan Sumut yang lebih baik," imbuhnya.