Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Damaskus. Penasihat politik Presiden Suriah Bashar al-Assad, Bouthaina Shaaban memuji pertahanan udara negaranya karena berhasil menembak jatuh sebagian besar rudal-rudal yang ditembakkan Amerika Serikat dan sekutu ke Suriah.
Dalam wawancara dengan media al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon, Shaaban mengatakan bahwa keberhasilan itu merupakan awal dari berakhirnya "kekaisaran Amerika".
"Mematahkan agresi jahat mereka adalah awal dari lenyapnya kekaisaran mereka, yang akan digantikan oleh kekuatan baru yang menghormati kemanusiaan, kedaulatan dan keamanan rakyat," ujarnya seperti dilansir Press TV, Senin (16/4).
Pada Sabtu (14/4) lalu, AS, Inggris dan Prancis melancarkan serangkaian serangan rudal ke Suriah, yang dikatakan Presiden AS Donald Trump sebagai respons atas dugaan serangan kimia di kota Douma yang dikuasai pemberontak. Otoritas Suriah menyatakan, sebagian besar rudal-rudal itu berhasil dihalau atau ditembak jatuh.
"Fakta terpenting yang harus kita catat di sini untuk Trump adalah bahwa rudal-rudalnya tidak cerdas, tidak akurat -- dan bahwa pertahanan udara Suriah telah memberikan bukti bahwa mereka lebih pintar dan akurat daripada rudal-rudalnya. Dia (Trump) harus berhati-hati tentang cuitan-cuitannya," cetus Shaaban.
Pernyataan Shaaban tersebut mengacu ke cuitan Trump di Twitter sebelum serangan rudal ke Suriah, yang mengingatkan Suriah dan sekutunya untuk bersiap menghadapi rudal-rudal AS. Trump menuliskan bahwa rudal-rudal itu akan lolos dari sistem pertahanan udara Suriah karena "bagus, baru dan cerdas."
Shaaban juga membantah tudingan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis bahwa instalasi yang terkait dengan produksi senjata kimia telah dibombardir.
"Pusat Sains dan Riset yang memberikan pengetahuan kepada para siswa Suriah terbaik setiap tahun, telah menjadi sasaran," kata pejabat wanita tersebut. "Trump menghancurkan institusi ini, yang tak punya kaitan dengan produksi senjata apapun. Ini kebohongan perang soal senjata kimia yang diciptakan Trump," imbuhnya.(dtc)