Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Pyongyang. Otoritas Korea Utara (Korut) menuding Inggris telah melakukan 'aksi perang' dengan mengerahkan kapal perangnya ke dekat perairan Semenanjung Korea. Pengerahan kapal perang Inggris itu bertujuan menegakkan sanksi internasional terhadap Korut, setelah ada laporan pelanggaran.
Seperti dilansir media Inggris, Telegraph, Senin (16/4/2018), pekan lalu Inggris mengumumkan satu kapal perangnya akan bergabung dua kapal perang lainnya dalam manuver membongkar perdagangan gelap antar kapal di perairan terbuka, yang diyakini melanggar sanksi internasional Korut.
Dengan mengutip juru bicara Asosiasi Korea-Eropa, kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA) menyebut aksi Inggris itu sebagai 'aksi yang luar biasa provokatif'.
"Hanyalah aksi blokade laut dan aksi perang yang membahayakan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," sebut KCNA dalam artikelnya.
"Inggris harus dinasihati agar mengurusi isu-isu domestik dengan baik, bukannya mengambil hati yang lain dan mencampuri urusan yang bukan urusan mereka," imbuh pernyataan juru bicara Asosiasi Korea-Eropa yang dikutip KCNA.
Kapal perang Inggris bernama HMS Sutherland dikerahkan ke perairan dekat Semenanjung Korea pada bulan ini. Beberapa hari lalu, HMS Sutherland berlabuh di pelabuhan Yokosuka, Jepang. Kapal perang ini melakukan latihan militer dengan aset Angkatan Laut Jepang dan akan berpatroli untuk mengawasi praktik pelanggaran sanksi oleh Korut di dekat Semenanjung Korea.
Dua kapal perang Angkatan Laut Inggris lainnya akan dikerahkan akhir tahun ini. Korut berulang kali dituding melanggar sanksi PBB untuk barang-barang impor, termasuk komponen program nuklir, dengan melakukan transfer kapal-ke-kapal secara diam-diam. Pesawat patroli maritim juga citra satelit dalam beberapa bulan terakhir mengidentifikasi sejumlah transfer ilegal tersebut.
Namun Korut menegaskan aksi pengerahan kapal perang Inggris itu mengganggu upaya perdamaian di Semenanjung Korea yang sedang diupayakan Korut dan Korea Selatan (Korsel) juga Amerika Serikat (AS)."Ini jelas tindakan yang membahayakan tren peningkatan hubungan Utara-Selatan dan upaya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea, yang disambut baik seluruh dunia dan juga aksi pelanggaran kedaulatan DPRK," tegas juru bicara Korut merujuk pada nama resmi Republik Demokratik Rakyat Korea. (dtc)